Kisah Sukses Yoto, 30 Tahun Ngojek Sepeda di Kota Tua Jakarta Kini Pengusaha Ternak Kambing di Pemalang

Sabtu, 26 November 2022 - 10:46 WIB
loading...
Kisah Sukses Yoto, 30 Tahun Ngojek Sepeda di Kota Tua Jakarta Kini Pengusaha Ternak Kambing di Pemalang
Yoto, mantan tukan ojek sepeda di Kota Tua, Jakarta pulang kampung ke Pemalang dan sukses beternak kambing. Foto/MPI/Aryanto
A A A
PEMALANG - OJEK sepeda yang tersingkir di Jakarta, membuat Yoto (50) terpaksa pulang kampung ke Pemalang, Jawa Tengah. Dia pun memutar otak agar bisa bertahan hidup di desa setelah 30 tahun menjadi tukang ojek sepeda di Ibu Kota Jakarta.

Kisah Sukses Yoto, 30 Tahun Ngojek Sepeda di Kota Tua Jakarta Kini Pengusaha Ternak Kambing di Pemalang


Warga Desa Penggarit RT. 003/004 Kecamatan Taman, Pemalang ini memilih beternak kambing.



Ketika ditemui MNC Portal Indonesia (MPI), pria paruh baya ini menceritakan pengalaman hidupnya sambil mengawasi kambing miliknya yang sedang merumput di kawasan embung pudak wangi Penggarit.

"Saya bekerja ngojek sepeda di kawasan Kota Tua, Jakarta, sudah 30 tahun lamanya, semenjak adanya ojek motor online pendapatan jadi berkurang," tutur Yoto, memulai kisahnya.

"Akhirnya terpaksa saya pulang kampung karena penghasilan sudah sangat menurun," sambungnya bercerita.

Yoto juga menceritakan, jika sebelumnya dirinya pernah mencoba bisnis pindang ikan presto. Namun karena menurutnya terlalu banyak menyita tenaga dan waktu buat memasak serta menjualnya, akhirnya membuat dirinya berpikir keras mencari usaha lain.



"Akhirnya saya memilih beternak kambing, karena saya lihat alam di Desa Penggarit masih banyak menyediakan pakan ternak kambing, seperti rumput dan dedaunan masih melimpah," ungkapnya sambil terus mengawasi ternak kambingnya yang diangon.

Menurutnya, ia mengawali usaha ternak kambingnya dengan 10 ekor cempe (anak kambing), yang kemudian dia pelihara hingga lama-lama bertambah menjadi ratusan ekor kambing.

Adapun kambing yang dipelihara Yoto adalah kambing jenis wedus gembel, karena menurutnya kebanyakan warung-warung sate membelinya jenis kambing ini.

"Saya menjualnya ketika kambing sudah berusia 4 bulan (putus menyusu)," terangnya.



Penghasilan yang ia peroleh dari ternak kambing menurut pengakuannya lumayan menjanjikan. Hal itu karena selain di desa masih banyak tersedia lahan alami untuk pakan, penjualannya pun cukup mudah karena banyak terdapat warung makan seperti warung sate.

"Ternak kambing itu pekerjaan orang tua, jarang anak muda minat. Padahal ternak kambing hasilnya lumayan," ujarnya.

"Jika sewaktu-waktu ada kebutuhan besar, maka tinggal menjualnya tanpa kita harus ke toko seperti kita jual perhiasan emas. Tukang sate akan ke sini sendiri tanpa kita perlu susah ke sana untuk menjualnya," pungkas Yoto.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)