Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Setinggi 700 Meter
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Gunung Semeru kembali erupsi dengan mengeluarkan asap tebal dari kawahnya. Aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali muncul sejak tadi pagi.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pukul 05.30 WIB. "Gunung (Semeru) jelas. Asap kawah tidak teramati," kata Liswanto, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (22/11/2022).
Pihaknya mencatat, gunung yang berada di Lumajang ini memuntahkan letusan asap 4 kali dengan warna asap putih kelabu, dengan ketinggian asap 300-700 meter. "Cuaca cerah. Angin bertiup lemah ke arah utara. Suhu udara 20-21 °C," jelasnya.
Ia juga mencatat, sepanjang dini hari hingga pagi ini, terjadi 28 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 50-110 detik, dua kali gempa guguran dengan amplitudo 5-6 mm dan lama gempa 25-35 detik.
"Terjadi 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 25 detik, satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 34 mm, S-P 17 detik dan lama gempa 100 detik," paparnya.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 58 detik. Namun pihaknya memastikan status Gunung Semeru masih berada di status siaga. "Gunung Semeru saat ini masih berada pada Status Level III (Siaga)," tegasnya.
Liswanto meminta warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak kawah atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau empadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," tuturnya.
Terakhir, dia minta masyarakat tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pukul 05.30 WIB. "Gunung (Semeru) jelas. Asap kawah tidak teramati," kata Liswanto, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (22/11/2022).
Pihaknya mencatat, gunung yang berada di Lumajang ini memuntahkan letusan asap 4 kali dengan warna asap putih kelabu, dengan ketinggian asap 300-700 meter. "Cuaca cerah. Angin bertiup lemah ke arah utara. Suhu udara 20-21 °C," jelasnya.
Ia juga mencatat, sepanjang dini hari hingga pagi ini, terjadi 28 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 50-110 detik, dua kali gempa guguran dengan amplitudo 5-6 mm dan lama gempa 25-35 detik.
"Terjadi 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 25 detik, satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 34 mm, S-P 17 detik dan lama gempa 100 detik," paparnya.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 58 detik. Namun pihaknya memastikan status Gunung Semeru masih berada di status siaga. "Gunung Semeru saat ini masih berada pada Status Level III (Siaga)," tegasnya.
Liswanto meminta warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak kawah atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau empadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," tuturnya.
Terakhir, dia minta masyarakat tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(san)