3.000 Pembatik di Yogyakarta Pecahkan Rekor Muri

Kamis, 02 Oktober 2014 - 14:59 WIB
3.000 Pembatik di Yogyakarta Pecahkan Rekor Muri
3.000 Pembatik di Yogyakarta Pecahkan Rekor Muri
A A A
YOGYAKARTA - Sebanyak 3.000 pembatik di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta, berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk membatik terpanjang. Pemecahan rekor Muri ini sekaligus peringatan Hari Batik Nasional.

Pemecahan rekor Muri diikuti 3.000 peserta, dari lima kabupaten dan kota di DIY. Kegiatan pun tidak saja diikuti pembatik profesional, akan tetapi melibatkan siswa sekolah, masyarakat umum, aparat pemerintah, bahkan turis asing.

Secara resmi, kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB, dibuka Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX. Setelah diukur, panjang kain mori dengan lebar 40 centimeter itu mencapai 3.005 meter. Kain sepanjang itu akan dibuat 200 kimono.

Ini dilakukan selain untuk mendukung pemasaran batik secara global, juga dilakukan karena salah satu kota di Jepang, yakni Kyoto, merupakan sister city dari Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) DIY Riyadi Ida Bagus Salyo Subali mengatakan, pemecahan rekor Muri membatik terpanjang bertujuan untuk melestarikan batik, sebagai aset budaya Yogyakarta.

Selain itu, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, menumbuhkan kecintaan, dan kebanggaaan masyarakat terhadap budaya dan produk batik, dan mendukung Kota Yogya, sebagai kota wisata.

“Kegiatan juga didukung pameran batik, pendampingan bagi industri kecil menengah di DIY, dan kesenian karawitan, serta tarian,” ucapnya.

Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX mengatakan, batik merupakan salah satu identitas Indonesia, dan batik adalah Yogyakarta. Karena itu, peserta harus bisa menunjukkan karya untuk mencapai ciri khas, dari sisi estetika, seni, dan budaya bangsa.

Yanuar (24), salah satu peserta mengaku cukup senang bisa ikut ambil bagian dalam pemecahan rekor Muri di Hari Batik Nasional. Menurutnya, meski cukup menyulitkan, kegiatan itu memberi tantangan tersendiri. Apalagi dilakukan secara massal.

“Lumayan bisa ikut memecahkaan rekor Muri, walau pun panas dan banyak debu. Tapi akhirnya selesai juga,” ucapnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4900 seconds (0.1#10.140)