Waspadai Konflik SARA, Dosen UNU Surakarta: Tokohnya Sudah Ada yang Muncul

Selasa, 13 September 2022 - 10:19 WIB
loading...
A A A
Tetapi juga dimunculkan dan diterapkan di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga bisa diharapkan membawa hasil yang riil dan benar-benar efektif mengantisipasi semua gerakan kelompok radikal.



“Terutama kalau kita kaji pada hari ini, misalkan peranan dosen dari pendidikan agama atau universitas yang berkaitan dengan keagamaan dengan masalah moderasi beragama.Tentunya hal ini adalah untuk mengendurkan upaya-upaya yang dilakukan oleh kelompok radikal itu semua di lingkungan masyarakat,” terang kata mantan anggota Pelajar Islam Indonesia ini.

“Karena kita ini didasari oleh lima dasar Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha yang pertama. Inilah Kenapa saya harus membangun nilai-nilai wawasan kebangsaan yang religius. Karena Pancasila ini sangat religius sekali sebenarnya,” ujar lulusan Akademi Militer Afghanistan ini.

Dan pemerintah khususnya, menurut pria kelahiran Jakarta, 1 Desember 1965 tersebut juga harus mengantisipasi agar kedepannya tidak lagi muncul konflik yang memecah belah, dengan meningkatkan peran dan ketegasan mengingat dasar peraturan dan perangkat keamanan yang menurutnya sudah cukup mumpuni.

“Nah kita berharap pemerintah betul-betul masuk kepada perkara ini untuk lebih serius. Jadi bagaimana sekarang memberikan efektivitas dimana peran pemerintah ini dengan lembaga hukum yang ada atau stakeholder yang ada ini dengan perangkat-perangkat keamanan itu yang penting,” ujar Amir.

Amir Mahmud berpesan kepada semua pihak, khususnya para tokoh dan organisasi masyarakat yang moderat untuk senantiasa berusaha merangkul umat, agar memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara serta pemahaman agama yang moderat, agar dapat terhindar dari segala bentuk konflik dan provokasi yang mengarah kepada radikalisme.

“Ini bukan persoalan salah satu agama, tapi juga di seluruh agama. Itu juga merupakan suatu potensi tentang perkara radikal itu. Jangan sampai kita disibukan dengan suatu urusan perpecahan yang tidak pernah berhenti. Sehingga karena itulah kita harus pahami pemahaman kebersamaan ini,” pungkasnya.
(shf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2263 seconds (0.1#10.140)