Petani Muda Kreatif, Kembangkan Buah Melon Premium di Masa Pandemi

Kamis, 02 Juli 2020 - 05:36 WIB
loading...
Petani Muda Kreatif, Kembangkan Buah Melon Premium di Masa Pandemi
Rangga menjelaskan konsep pertanian melon yang merupakan wujud aplikasi teknologi di pertanian kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto/iNewsTV/Taufik Budi
A A A
KUDUS - Pemuda yang satu ini patut dicontoh. Dia berhasil mengembangkan buah melon kualitas premium dengan sistem pertanian modern.

Inovasi tersebut tentu bisa menjadi inspirasi di tengah lesunya ekonomi akibat pandemi COVID-19. (Baca juga: Kreatif dan Produktif di Masa Sulit )

Adalah Stevanus Rangga Santoso, Founder CV Santoso Agro yang berhasil menanam melon menggunakan inovasi greenhouse tanpa pestisida. Lokasinya berada di di Jalan Lingkar Barat, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Pertanian di dalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari, dan iklim mikro. Caranya dengan mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi buah.

Pria yang disapa Rangga itu menjelaskan konsep pertanian melon tersebut merupakan wujud aplikasi teknologi di pertanian. Dia menanam dengan sistem hidroponik, tanpa tanah supaya tidak megandung kadar pupuk sama sekali.

"Sehingga 100% hasil yang kami tumbuhkan tergantung dengan komposisi yang kita berikan. Misalnya saya mau awal pertumbuhannya, daunnya mau saya besarkan sekian. Saya kasih pupuk nitrogen sekian PPM (part per million atau seperjuta bagian yang merupakan satuan pada pengukuran nilai kepadatan suatu zat di dalam air)," jelas Rangga, Rabu (1/7/2020).

Hal itu berlaku juga untuk buah yang misal mau dibesarkan seberapa ukurannya, petani tinggal menambah zat lainnya. Artinya, dengan teknologi pertanian ini pihaknya bisa mengontrol. Hal itu berbeda jika penanamannya dilakukan di atas tanah yang berujung pada sulitnya pengontrolan tanaman.

Dia menjelaskan, hasil buah melon yang diharapkan adalah buah kualitas premium karena memiliki pasar bagus. Swlain itu sehat untuk dikonsumsi lantaran minim kandungan pestisida. "Yang lagi ditanam ini jenis melon Jepang, melon Eropa, ada melon China, melon Jawa," jelas dia.

Dengan masa panen bervariasi, atau setidaknya 60 hari hingga 80 hari bisa panen. Saat ini untuk hasil panennya pernah dikirim hingga Singapura. "Kualitasnya mereka cocok," ujar Rangga.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku terpukau dengan inovasi petani muda tersebut. Dia bersama rombongan meninjau tempat penanamannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8146 seconds (0.1#10.140)