Menkop dan UKM Teten Masduki Fokus Modernisasi Koperasi Pangan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyatakan fokus untuk memodernisasi koperasi sektor pangan dan memperbesar pelibatan perempuan dan generasi muda untuk berkoperasi.
Pengembangan koperasi, lanjutnya, bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan salah satu strateginya adalah fokus pada sektor riil, seperti sektor pangan, hingga pelibatan perempuan dan generasi muda untuk berkoperasi. Baca Juga: Menkop Teten Masduki Tinjau Showcase Official Merchandise G20 di Smesco Indonesia
"Sektor pangan menjadi salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga, pemanfaatan teknologi digital untuk kemandirian pangan Indonesia adalah sebuah keniscayaan," kata Menteri Teten pada pembukaan acara 2 seminar dengan tema Transformasi Digital Koperasi: Mewujudkan Kemandirian Pangan Indonesia, dan Pemberdayaan UMKM Perempuan Melalui Koperasi, yang merupakan bagian dari Road to G20 secara daring di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/8/2022).
Data BPS 2018 menunjukkan dari total 33,487 juta petani Indonesia, sebanyak 85,10 persen di antaranya berusia 35 tahun ke atas. Sedangkan yang dapat dikelompokkan sebagai generasi milenial hanya sekitar 14,89 persen.
"Melihat ketimpangan generasi tersebut, saya yakin melalui pemanfaatan teknologi digital yang baik akan mampu meningkatkan partisipasi kalangan muda untuk masuk dan mengelola sektor pangan," ucap dia.
Bagi Teten, pemanfaatan teknologi digital pada koperasi pangan membuat fungsi koperasi sebagai konsolidator lahan dan petani akan semakin presisi. Akses terhadap sumber pembiayaan juga akan lebih mudah, karena tingkat produktivitas dan tren yang dapat diukur.
"Pada kondisi ini, koperasi dapat berperan sebagai avalis, karena tingkat ‘repayment capacity’ dari masing-masing petani atau nelayan dapat dihitung," kata dia.
Di samping itu, mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen yang menunjukkan betapa pentingnya menggali potensi dan memberdayakan UMKM perempuan untuk mendukung pemerataan ekonomi.
"Salah satunya dengan mengkonsolidasikan UMKM perempuan dalam wadah koperasi. Sehingga, mereka dapat mengakses beragam fasilitas dan manfaat yang dimiliki oleh koperasi," kata Menteri Teten.
Menurut Teten, transformasi digital koperasi dan upaya mendorong UMKM perempuan untuk berkoperasi merupakan sebuah langkah besar untuk mewujudkan kemandirian pangan sekaligus menciptakan pemerataan ekonomi masyarakat khususnya perempuan.
"Saya berharap seluruh pihak dapat bersama-sama mewujudkan kemandirian pangan di tanah air, melalui proses memahami, menggunakan, dan meningkatkan keterampilan digital. Sehingga, manfaat ekonomi digital dapat dirasakan secara menyeluruh dan berkelanjutan," katanya.
Pengembangan koperasi, lanjutnya, bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan salah satu strateginya adalah fokus pada sektor riil, seperti sektor pangan, hingga pelibatan perempuan dan generasi muda untuk berkoperasi. Baca Juga: Menkop Teten Masduki Tinjau Showcase Official Merchandise G20 di Smesco Indonesia
"Sektor pangan menjadi salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga, pemanfaatan teknologi digital untuk kemandirian pangan Indonesia adalah sebuah keniscayaan," kata Menteri Teten pada pembukaan acara 2 seminar dengan tema Transformasi Digital Koperasi: Mewujudkan Kemandirian Pangan Indonesia, dan Pemberdayaan UMKM Perempuan Melalui Koperasi, yang merupakan bagian dari Road to G20 secara daring di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/8/2022).
Data BPS 2018 menunjukkan dari total 33,487 juta petani Indonesia, sebanyak 85,10 persen di antaranya berusia 35 tahun ke atas. Sedangkan yang dapat dikelompokkan sebagai generasi milenial hanya sekitar 14,89 persen.
"Melihat ketimpangan generasi tersebut, saya yakin melalui pemanfaatan teknologi digital yang baik akan mampu meningkatkan partisipasi kalangan muda untuk masuk dan mengelola sektor pangan," ucap dia.
Bagi Teten, pemanfaatan teknologi digital pada koperasi pangan membuat fungsi koperasi sebagai konsolidator lahan dan petani akan semakin presisi. Akses terhadap sumber pembiayaan juga akan lebih mudah, karena tingkat produktivitas dan tren yang dapat diukur.
"Pada kondisi ini, koperasi dapat berperan sebagai avalis, karena tingkat ‘repayment capacity’ dari masing-masing petani atau nelayan dapat dihitung," kata dia.
Di samping itu, mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen yang menunjukkan betapa pentingnya menggali potensi dan memberdayakan UMKM perempuan untuk mendukung pemerataan ekonomi.
"Salah satunya dengan mengkonsolidasikan UMKM perempuan dalam wadah koperasi. Sehingga, mereka dapat mengakses beragam fasilitas dan manfaat yang dimiliki oleh koperasi," kata Menteri Teten.
Menurut Teten, transformasi digital koperasi dan upaya mendorong UMKM perempuan untuk berkoperasi merupakan sebuah langkah besar untuk mewujudkan kemandirian pangan sekaligus menciptakan pemerataan ekonomi masyarakat khususnya perempuan.
"Saya berharap seluruh pihak dapat bersama-sama mewujudkan kemandirian pangan di tanah air, melalui proses memahami, menggunakan, dan meningkatkan keterampilan digital. Sehingga, manfaat ekonomi digital dapat dirasakan secara menyeluruh dan berkelanjutan," katanya.
(don)