Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
18 Koreografer Muda Kumpul di Bali, Ramaikan Festival Indonesia Bertutur 2022
loading...
Sebanyak 18 koreografer muda berkumpul di Bali, mereka hadir meramaikan Festival Indonesia Bertutur 2022. Foto: SINDOnews/Miftahul Chusna
A
A
A
DENPASAR - Sebanyak 18 koreografer muda dari berbagai daerah berkumpul di Ubud Bali , Rabu (20/7/2022). Mereka meramaikan Festival Indonesia Bertutur 2022.
"Mereka mengikuti temu seni untuk mengenal dan memahami tentang sejarah, seni dan budaya di situs cagar budaya Bali," kata Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra.
Dia menjelaskan, Festival Indonesia Bertutur 2022 merupakan bagian dari Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture) yang akan dihelat di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, September 2022.
Bali merupakan kota ketiga pelaksanaan kegiatan ini. Sebelumnya, gelaran serupa telah digelar di Tenggarong, Kalimantan Timur dan Sentani, Papua. Kota selanjutnya yang akan didatangi yaitu Makassar, Sulawesi Selatan.
Di Ubud, para koreografer yang memiliki beragam latar genre ini mengawali kegiatan dengan napak tilas dan sarasehan tentang situs Gunung Kawi di Tampaksiring.
Gunung Kawi yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, Gianyar merupakan situs suci dan penting bagi peradaban dan budaya Bali.
Situs ini menjadi salah satu inspirasi lahirnya karya sastra di Bali. Cagar budaya Gunung Kawi memiliki derajat yang tinggi karena telah ditetapkan Unesco sebagai warisan dunia.
"Dengan mengenal warisan budaya dan sejarah, mereka bisa memanfaatkan dan menterjemahkannya untuk pengembangan karya seni," ujar Mahendra.
Sementara itu, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022 Melati Suryodarmo menyebut 18 koreografer muda yang terlibat yaituAlisa Soelaeman, Angelina Ayuni Praise, Ayu Anantha Putri, Ayu Permata Sari, Bhatara Swargaloka, Eka Wahyuni, Ela Mutiara Jaya Waluya, Gede Agus Krisna Dwipayana, I Komang Adi Pranata, I Nyoman Krisna Satya Utama, I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra, Kurniadi Ilham, Mekratingrum Hapsari, Pebri Irawan, Puri Senjani Apriliani, Razan Wirjosandjojo dan Yezyuruni Forinti.
Dua fasilitator turut meramaikan, yakni peneliti dan kurator seni pertunjukan, Helly Minarti dan seniman teater dan penulis, Joned Suryatmoko.
Selain itu ada enam kurator dan pendidik seni rupa I Made Susanta Dwitanaya, sastrawan dan dosen I Ketut Eriadi Ariana, sastrawan dan peneliti Ni Made Ari Dwijayanthi, sastrawan dan penulis Carma Citrawati, pengajar dan ahli gizi I Putu Suiraoka dan penari senior I Ketut Rina.
"Mereka mengikuti temu seni untuk mengenal dan memahami tentang sejarah, seni dan budaya di situs cagar budaya Bali," kata Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra.
Dia menjelaskan, Festival Indonesia Bertutur 2022 merupakan bagian dari Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture) yang akan dihelat di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, September 2022.
Bali merupakan kota ketiga pelaksanaan kegiatan ini. Sebelumnya, gelaran serupa telah digelar di Tenggarong, Kalimantan Timur dan Sentani, Papua. Kota selanjutnya yang akan didatangi yaitu Makassar, Sulawesi Selatan.
Di Ubud, para koreografer yang memiliki beragam latar genre ini mengawali kegiatan dengan napak tilas dan sarasehan tentang situs Gunung Kawi di Tampaksiring.
Gunung Kawi yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, Gianyar merupakan situs suci dan penting bagi peradaban dan budaya Bali.
Situs ini menjadi salah satu inspirasi lahirnya karya sastra di Bali. Cagar budaya Gunung Kawi memiliki derajat yang tinggi karena telah ditetapkan Unesco sebagai warisan dunia.
"Dengan mengenal warisan budaya dan sejarah, mereka bisa memanfaatkan dan menterjemahkannya untuk pengembangan karya seni," ujar Mahendra.
Sementara itu, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022 Melati Suryodarmo menyebut 18 koreografer muda yang terlibat yaituAlisa Soelaeman, Angelina Ayuni Praise, Ayu Anantha Putri, Ayu Permata Sari, Bhatara Swargaloka, Eka Wahyuni, Ela Mutiara Jaya Waluya, Gede Agus Krisna Dwipayana, I Komang Adi Pranata, I Nyoman Krisna Satya Utama, I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra, Kurniadi Ilham, Mekratingrum Hapsari, Pebri Irawan, Puri Senjani Apriliani, Razan Wirjosandjojo dan Yezyuruni Forinti.
Dua fasilitator turut meramaikan, yakni peneliti dan kurator seni pertunjukan, Helly Minarti dan seniman teater dan penulis, Joned Suryatmoko.
Selain itu ada enam kurator dan pendidik seni rupa I Made Susanta Dwitanaya, sastrawan dan dosen I Ketut Eriadi Ariana, sastrawan dan peneliti Ni Made Ari Dwijayanthi, sastrawan dan penulis Carma Citrawati, pengajar dan ahli gizi I Putu Suiraoka dan penari senior I Ketut Rina.
(nic)
Explore More