Saparan Bekakak, upacara penyembelihan boneka

Sabtu, 21 Desember 2013 - 02:27 WIB
Saparan Bekakak, upacara penyembelihan boneka
Saparan Bekakak, upacara penyembelihan boneka
A A A
UPACARA adat Saparan Bekakak di Ambarketawan, Gamping, Sleman, Jumat 20 Desember 2013 sore masih diminati. Terbukti, meski hujan lebat tak menyurutkan ribuan masyarakat untuk menyaksikan upacara tersebut.

Besarnya antusias warga juga terlihat saat mereka rela berdesak-desakan untuk dapat melihat sepasang boneka Bekakak disembelih di tempat prosesi Gunung Gamping.

Sejumlah warga, bahkan terlihat mendahului untuk merebut gunungan sebagai sesaji sebelum boneka Bekakak terakhir disembelih. Upacara ini, menghadirkan dua pasang temanten Bekakak, ogoh-ogoh, genderuwo, wewe gombel, dan kesenian lainnya.

Antusias warga ini juga menyebabkan kemacetan Jalan Wates, terutama penggunana jalan dari arah barat, harus menunggu lebih dari satu setengah jam lebih untuk bisa lepas dari kemacetan akibat iring-iringan kirab Bekakak.

Tepatnya di perempatan Ambarketawang Gamping Sleman. Mereka baru bisa lepas dari kemacetan setelah seluruhnya iring-iringan kirab Bekakak selesai melewati Jalan Wates.

"Sudah hampir satu setengah jam lebih tidak bisa lewat, sehingga harus nunggu sampai selesai," ungkap pengguna jalan Dito (20) yang hendak menuju Wirobrajan.

Selain membuat macet, akibat panjangnya iring-iringan kirab yang mencapai dua kilometer, juga membuat beberapa penguna jalan terlihat ikut menyaksikan kirab tersebut. "Penasaran saja. Mumpung pas lewat sekalian ikut nonton ada boneka besar," aku penguna jalan lainnya Tarto.

Petugas kepolisian sebenarnya telah menutup sebagian ruas jalan dan memberlakukan pengalihan arus. Yakni dari arah barat atau Jalan Wates atau Pertigaan Klangon dialihkan ke arah utara menuju Gedongan dan Tempel.

Arus dari arah pertigaan Universitas Mercubuana ke utara menuju Godean, dan perempatan Depok di sebelah timur SPBU ke arah utara. Sedangkan dari arah timur, arus dialihan mulai dari perempatan ringroad Pelemgurih menuju utara. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak mengindahkan hal itu sehingga justru terjebak kemacetan.

Sementara warga Balecatur, Sleman, Tito (29) mengatakan memang sengaja menyaksikan upacara adat Saparan Bekakak ini dan tiap tahun selalu mendatangi. Tujuannya untuk ikut ngalap berkah. "Biar dapat berkah, selalu diberi kesehatan dan tambah rejeki," akunya.

Ketua panitia Frans Haryono mengatakan, jumlah pengunjung yang menyaksikan upacara adat tahun ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun lalu. “Ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat dalam melestarikan tradisi bekakak ini," paparnya.

Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Ayu Laksmidewi mengatakan, selain untuk melestarikan tradisi dan budaya, kegiatan ini juga diharapkan mampu menjadi magnet bagi wisatawan. Karena itu, upacara ini masuk dalam kalender kabupaten Sleman.

“Upacara adat Saparan Bekakak ini juga merupakan event budaya unggulan,” jelasnya.

Namun begitu, karena pelaksanaannya menggunakan jalur transportasi umum, yaitu sebagian ruas Jalan Wates dan Ring-road barat, maka sudah barang tentu pelaksanaan upacara adat ini sedikit banyak mengganggu pengguna jalan. Untuk itu, pihaknya minta maaf kepada masyarakat umum khususnya para pengguna jalan ini.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.5205 seconds (0.1#10.140)