Viral! Pengunjung Gumuk Pasir Parangtritis Ditarif Rp100.000, Pengelola: Itu Karcis Paketan

Rabu, 01 Juni 2022 - 14:36 WIB
loading...
Viral! Pengunjung Gumuk...
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Parangtritis, Bantul, DIY akhirnya menjelaskan terkait video viral yang menyebut pengunjung gumuk pasir ditarif Rp100.000. Foto/Ist
A A A
BANTUL - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Parangtritis, Bantul, DIY akhirnya menjelaskan terkait sebuah video viral dari akun tiktok @Dwiriyantoo yang menyebut pengunjung gumuk pasir ditarif Rp100.000.

Pokdarwis Parangtritis tidak menampik adanya tarif Rp100.000 tersebut. Namun hal tersebut bukan jebakan tarif parkir ataupun tarif masuk.



Ketua Pokdarwis Parangtritis, Tri Waldiyanto mengakui jika memang ibu tersebut menawarkan karcis sebesar Rp100.000 kepada pengunjung atau pengunggah video tersebut.

Waldiyanto menyebut jika harga Rp100.000 tersebut merupakan harga paketan di antaranya seperti parkir kamar mandi dan juga untuk pengambilan gambar ataupun video di area gumuk pasir tersebut.

"Memang benar menawarkan karcis Rp100.000. Tetapi itu bukan parkir semata atau tarif masuk. Dan dalam video tersebut karcis yang ditunjukkan juga bukan sekadar karcis parkir namun karcis paketan," ujarnya.

Tarif paketan memang banyak diterapkan oleh kelompok-kelompok kerja (Pokja) yang ada di Parangtritis. Harga paketan juga tergantung pada kebijakan masing-masing Pokja. Karena ada yang membedakan antar Pokja.



Namun demikian, untuk paket foto prewedding ada semacam keseragaman yang diterapkan oleh masing-masing Pokja. Di mana mereka menerapkan tarif foto prewedding sebesar Rp50.000. Beda lagi dengan tarif mengambil atau produksi konten.

"Jadi memang beda besarannya. Tidak sama antar Pokja, termasuk di lahan pribadi," terangnya.

Lahan gumuk pasir memang ada dua, yaitu lahan pribadi dan lahan Sultan Ground. Untuk gumuk pasir yang berada di sisi timur dan utara kebanyakan memang masih milik lahan milik pribadi. Sementara gumuk pasir sisi selatan adalah Sultan Ground.

Dan untuk perhitungan harga paketan di lahan pribadi tentu sesuai perkiraan pemilik lahan. Selain kamar mandi dan pengambilan gambar atau dokumentasi, salah satu yang mereka hitung adalah biaya parkir. Di mana di lahan pribadi tersebut nampak lahan parkir sudah diberi atap.

"Tentu perhitungannya berbeda dengan parkir di lahan Gumuk Pasir yang berada di Sultan Ground di mana semuanya terbuka tanpa atap,"terang dia.

Di samping itu, pemilik lahan memperhitungkan berapa lama kendaraan tersebut akan terparkir. Dia mencontohkan, jika pengunjung datang untuk melakukan foto prewedding, maka tentu akan membutuhkan waktu lama.

Waldiyanto mengakui jika wanita tersebut merupakan pemilik lahan gumuk pasir yang tertera dalam video viral ini. Karena gumuk pasir memang tidak hanya Sultan Ground tetapi masih ada yang tanah milik pribadi seperti milik ibu dalam video tersebut.

"Kalau preweding itu bisa setengah hari lebih. Nah kalau begitu lahan parkir bisa digunakan parkir untuk kendaraan lain. Jadi menurut saya wajar ada tarif berbeda. Soalnya mereka kan dibebani pajak juga. Sekali lagi bukan tarif parkir lho, tetapi tarif paketan. Itu bukan jebakan ya," terangnya.

Meskipun tarif yang ditawarkan tersebut adalah tarif paketan, namun waldianto mengakui ada kekurangan dalam penyampaian informasi dari ibu yang viral tersebut.

Hal ini tentu akan menjadi evaluasi bersama dan pihaknya sudah memberikan edukasi terhadap ibu pemilik lahan.

Terpisah, Kepala Seksi Promosi dan Informasi Data Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi mengatakan, pihaknya telah melakukan klarifikasi terhadap pengelola Gumuk pasir.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari pengelola, pengambil video tersebut datang berempat dengan menggunakan sebuah mobil.

"Pakaian mereka mirip dengan pakaian pengambilan foto pre wedding," paparnya.

Sehingga ibu pemilik lahan menawarkan karcis paketan kepada pengunjung tersebut. Karcis yang ditawarkan tersebut harganya Rp100.000 karena sudah komplet mulai dari parkir, kamar mandi hingga pengambilan foto ataupun video.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2092 seconds (0.1#10.140)