Teladani KH Hasyim Asy'ari, Pesantren Tebu Ireng Berdakwah dengan Semangat Nasionalisme

Sabtu, 19 Maret 2022 - 04:05 WIB
loading...
Teladani KH Hasyim Asyari,...
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz menjelaskan ajaran KH Hasyim Asyari. Foto/Ist
A A A
JOMBANG - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz menuturkan, semangat merawat persaudaraan keagamaan dan kebangsaan sejatinya merupakan ajaran yang hingga kini terus dipedomani oleh anak keturunan, ulama dan murid KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng.

"KH Hasyim Asy'ari sendiri sangat intens, perhatian dan berupaya mendorong persatuan, membangun ukhuwah. Bagaimana beliau menjaga persatuan di antara umat Islam," katanya di Jombang dikutip Jumat (18/3/2022).


Dia melanjutkan, ada dua hal pokok ajaran KH Hasyim Asy'ari yang terus dijadikan pedoman oleh para murid dan santrinya secara turun-temurun sebagai warisan ajaran yang luhur dan khas.

"Bahwa mbah Hasyim sendiri mendorong pada persatuan. Tapi satu hal, persatuan itu paling mudah dicapai dengan keilmuan. Nah, dua hal ini yang diajarkan, satu adalah mencapai persatuan. Kedua, belajar mencari ilmu," jelas pria yang sering disapa Gus Kikin ini.

Ia melanjutkan, bukanlah tanpa alasan kalau KH Hasyim Asy’ari ini menekankan pentingya keilmuan. Pasalnya dengan keilmuan yang matang, maka akan membawa kepada kebaikan dan menjadi modal untuk membangun ukhuwah persatuan antar umat beragama dan golongan.

"Karena dari keilmuan tersebut, dahulu beliau mampu mengumpulkan berbagai macam kalangan, golongan yang berbeda paham pun beliau berhasil mempersatukannya," ucapnya.



Gus Kikin juga menilai perlunya para dai, ulama maupun penceramah untuk dapat menggelorakan semangat nasionalisme dengan saling menguatkan, saling menjaga demi membangun persatuan di tengah masyarakat serta segenap bangsa Indonesia.

"Memang harus dipahami, di Indonesia itu memang islam aslinya ahlussunah wal jamaah. Ya Islam yang moderat itu ada di Indonesia, Islam yang wasatiyah ada di Indoensia dan itu harus memiliki semangat ukhuwah," ujarnya.

Disamping itu, lanjut Gus Kikin, para penceramah perlu membuat masyarakat memahami bahwa semangat nasionalisme itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan dalam mengekspresikan keimanannya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2124 seconds (0.1#10.140)