Subsidi dihapus, kawasan perbatasan terisolir

Sabtu, 19 Januari 2013 - 15:31 WIB
Subsidi dihapus, kawasan perbatasan terisolir
Subsidi dihapus, kawasan perbatasan terisolir
A A A
Sindonews.com - Setelah kontrak kerjasama dengan maskapai Susi Air habis, warga kawasan Apau Kayan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur terisolir.

Warga tidak bisa keluar masuk kawasan Apau Kayan karena tingginya biaya transportasi. Sebelumnya warga empat kecamatan, yakni Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Kayan Ulu, Kecamatan Kayan Selatan, dan Kecamatan Sungai Boh mendapat subsisi dari pemerintah setempat.

"Sejak 31 Desember 2012, kontrak pemerintah dengan maskapai Susi Air untuk penerbangan subsidi terhenti. Hingga kini tak ada lagi penerbangan yang melayani rute Samarinda ke Apau Kayan," kata Ketua Adat Besar Apau Kayan, Ibau Ala, Sabtu (19/1/2012).

Padahal, banyak warga Apau Kayan yang sekolah atau menjadi mahasiswa tak bisa keluar, padahal sedang ada ujian semester. Tidak hanya itu, warga yang sakit juga tidak bisa mendapat perawatan lanjutan.

"Kemarin itu banyak mahasiswa dan pelajar yang pulang ke Apau Kayan untuk libur Natal dan Tahun Baru. Saat hendak kembali, tak ada lagi penerbangan," tambah Ibau.

Warga Apau Kayan sempat mendatangi maskapai Susi Air agar disediakan penerbangan reguler. Namun tentu saja dengan harga yang sangat mahal.
Jika penerbangan subsidi dihargai Rp280 per orang dan barang Rp12 ribu per kilogram, maka tarif penerbangan reguler menjadi Rp1,7 juta per orang dan barang Rp30 ribu per kilogram.

Satu pesawat mampu menyediakan 12 tempat duduk dengan maksimal total berat angkutan 950 kilogram. Barang yang bisa dibawa hanya sisa dari total berat penumpang.

"Sempat ada penerbangan reguler, tapi baru sekali. Selebihnya belum ada," katanya.

Tak adanya penerbangan ini membuat kawasan Apau Kayan semakin terisolir. Hanya Kecamatan Sungai Boh yang bisa ditempuh jalur darat menuju Kabupaten Kutai Barat. Itupun dengan jalan tanah tanpa pengerasan dengan lama tempuh tujuh hari menuju Samarinda.

Ibau Ala dan sejumlah warga lain kini hanya bisa tertahan di Samarinda. Demikian juga warga Apau Kayan yang tak bisa keluar. Mereka kini hanya berharap kepedulian pemerintah untuk bisa kembali ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9210 seconds (0.1#10.140)