Protes, warga Tulungagung tanam pisang di jalan

Jum'at, 30 November 2012 - 03:02 WIB
Protes, warga Tulungagung tanam pisang di jalan
Protes, warga Tulungagung tanam pisang di jalan
A A A
Sindonews.com - Ratusan warga Desa Bantengan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung menutup akses jalan pertambangan batu marmer kualitas ekspor. Mereka menanami jalan tersebut dengan pohon pisang.

Sebab, trailer pengangkut batu marmer yang saban hari melintas disana telah merusakkan jalan desa.

"Sementara pihak perusahaan juga tidak pernah memberi kontribusi apa-apa ke desa. Padahal keuntungan yang diperoleh dari bisnis ini sangat besar," ujar Susilo selaku juru bicara warga, Kamis (29/11/2012)

Aksi dilakukan dengan cara menanam pohon pisang. Batang-batang pisang ditempatkan berjajar diatas permukaan jalan aspal yang berlobang.

Untuk "memperburuk" keadaan, warga yang sebagian besar terdiri dari pemuda juga menempatkan ban bekas serta material beton di tengah jalan.

Akibat aksi blokir jalan tersebut aktivitas truk trailer pengangkut material marmer berhenti total.

"Penanaman jalan dengan batang pisang ini berlangsung sepanjang setengah kilometer. Hal itu sesuai dengan panjang jalan yang rusak," terangnya.

Seperti diketahui, Desa Bantengan merupakan pintu masuk menuju Desa Sebalor dan Desa Sukoharjo. Jalur tersebut merupakan satu-satunya menuju Kabupaten Trenggalek.

Menurut Susilo, protes jalan rusak ini pernah disampaikan kepada para pengusaha batu marmer dan batu material.

Hal itu mengingat dalam setiap hari sedikitnya 4 truk trailer lewat disana. Dari data yang dihimpun, aktivitas pertambangan batu marmer berlangsung sejak tahun 2000.

Dan sejak saat itu kondisi jalan tidak pernah baik. Selain itu, lanjut Susilo, kerusakan jalan terlalu sering menelan korban.

"Tidak sedikit warga yang terjatuh. Khususnya anak sekolah. Apalagi setiap musim penghujan, lobang jalan tertutup air," terangnya.

Kepala Desa Bantengan Martoyo yang mendukung aksi protes warganya tersebut mengaku pernah berusaha menemui pemilik modal.

Hasilnya para pengusaha hanya bersedia memberikan kompensasi sebesar Rp1,2 juta per tahun sebagai biaya pemeliharaan jalan.

"Kami bersama perangkat kemudian mengajak pengusaha untuk bertemu Dinas PU Pemkab Tulungagung. Intinya kami meminta untuk dilakukan perbaikan jalan, "tambahnya.

Namun Kasi Jalan dan Jembatan Dinas PU Kabupaten Tulungagung Sutarji hanya bisa menjanjikan pembangunan dilakukan tahun depan. Alasanya saat ini pemkab telah tutup anggaran.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1151 seconds (0.1#10.140)