Gubernur Khofifah Optimistis Sentra Batik Tulis Tenun Gedog Tuban Jadi Desa Devisa

Jum'at, 11 Februari 2022 - 07:28 WIB
loading...
Gubernur Khofifah Optimistis Sentra Batik Tulis Tenun Gedog Tuban Jadi Desa Devisa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Sentra Batik Tulis Tenun Gedog Kabupaten Tuban. Foto SINDOnews
A A A
TUBAN - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa optimistis sentra produksi batik tulis tenun gedog yang terletak di Desa Margorejo dan Desa Kedung Rejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban menjadi desa devisa.

Hal tersebut diungkapkan Khofifah saat meninjau Sentra Batik Tulis Tenun Gedog Kabupaten Tuban. Menurut Khofifah, beberapa kriteria untuk menjadikan desa devisa telah dimiliki oleh dua desa penghasil batik tulis tenun gedog di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban ini.

Untuk menjadi desa devisa, sebuah desa harus memiliki beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank (LPEI). Di antaranya memiliki produk mandiri, bernilai unik, dan memiliki potensi perluasan pasar.



"Kita sedang berupaya terus mengembangkan desa devisa. Sekarang baru ada tiga desa devisa di Jawa Timur. Tahun ini kita menargetkan tambah 15 lagi desa devisa," kata Khofifah usai meninjau dua desa calon desa devisa di Kabupaten Tuban, Kamis (10/2/2022) siang.

Khofifah menyebut bahwa batik tulis tenun gedog ini nantinya akan dikurasi oleh tim dari LPEI yang ikut hadir ke lokasi pengrajin. Jika sudah masuk desa devisa, maka mereka akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Termasuk LPEI akan mendatangkan designer yang akan membantu mengembangkan produk-produknya agar lebih berseiring dengan kebutuhan pasar dalam maupun luar negeri.

"Jadi pada dasarnya nanti kalau sudah mengirim designer untuk pengayaan design bagi para pelaku industri kreatif batik tulis tenun gedog di Tuban ini sarat akan membuka cakrawala market yang lebih luas lagi," jelas orang nomor satu di Jatim ini.

Khofifah berharap dalam waktu dekat tim LPEI Jakarta segera melakukan kurasi. Sehingga Bupati Tuban bisa segera meresmikan desa devisa di wilayahnya. Sehingga, para pengrajin batik tulis tenun gedog di Tuban ini bisa segera mendapatkan pembiayaan untuk meningkatkan produktivitasnya.

"Kami sektor industri tenun dan batik tulis bisa dipasarkan lebih luas lagi, dan semua lini bisa mempromosikan warisan budaya batik tulis tenun gedog Tuban," harapnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil LPEI Jatim Koerniawan Prijambodo mengatakan bahwa syarat-syarat sebuah desa untuk bisa menjadi desa devisa antara lain memiliki produk unggulan yang unik dan memiliki potensi pasar ekspor yang besar sekali. Sehingga dapat didorong untuk mengembangkan pasarnya agar berkembang lebih luas.

Ia juga menambahkan bahwa, hal-hal yang unik itu juga menjadi nilai tambah karena dapat menarik wisatawan asing. Itu akan menarik minat mereka untuk membeli produk-produk yang memiliki keunikan tersebut.

"Produk batik tulis tenun gedog ini kan luar biasa ya, sangat unik mulai dari bahan baku diproses sendiri sampai di batik itu kan katanya hanya ada di Tuban," Kata Koerniawan Prijambodo.

Batik tulis tenun gedog sendiri adalah batik khas Tuban yang prosesnya mulai dari pemintalan, penenunan sampai dengan membatiknya ada dalam satu produksi. Sementara pembubuhan istilah gedog berasal dari bunyi 'dog-dog-dog' yang dihasilkan dari alat para pengrajin yang tengah menenun kain sebagai bahan baku membuat batik tulis tenun gedog ini.

Selain dari kainnya, keunikan batik Tuban juga terletak dari proses pewarnaannya yang alami. Bahan-bahan pewarna yang dipakai berasal dari daun-daun, kulit pohon dan akar-akar yang dicacah lalu direbus. Juga memiliki beberapa motif khas Tuban di antaranya motif panjiserong, panjiori atau panjikrendil.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2624 seconds (0.1#10.140)