Kegigihan Generasi Muda Desa Miliarder Tuban Mengejar Impian Masa Depan
loading...
A
A
A
TUBAN - Sebanyak 21 dari 47 pelajar Tuban penerima beasiswa Pertamina Group tahun ini memasuki tahap akhir studi di program studi D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas di Cepu, Jawa Tengah. Berharap langsung dipekerjakan di proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban, mereka menyimpan mimpi-mimpi yang mulia.
Salah seorang penerima beasiswa adalah Tin Khoirinnatul Musyarofah atau akrab disapa Inna (22). Inna semula ingin mendaftar Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Opsi lain, dia ingin kuliah di jurusan farmasi.
Baca juga: Horor! Tali Pocong di Makam Desa Tulangan Sidoarjo Dicuri, Diduga untuk Kesaktian
Namun warga Desa Wadung ini akhirnya memilih mengambil beasiswa D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu dari PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft).
“Awalnya, saya ingin kuliah S1. Saya ikut tes STAN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk Jurusan Farmasi di Universitas Negeri Jember. Namun musibah menerpa, yang mengubah rencana studi saya sehingga saya mengambil D-III PEM Akamigas,” tutur Inna, Selasa (8/2/2022).
Di tahun 2019 kakak Inna meninggal dunia. Selepas kepergian sang kakak, Inna menjadi tumpuan harapan ayah dan ibunya yang bekerja sebagai petani dan pekerja serabutan. Dia pun meninggalkan proses penerimaan mahasiswa di Universitas Negeri Jember, meski telah lolos SBMPTN dan bahkan sudah mendaftar ulang.
“Ketika dinyatakan lolos mendapatkan beasiswa dari Pertamina, saya memilih mengambilnya karena saya berpikir sebagai anak satu-satunya, harapan orang tua tertumpu pada saya. Beasiswa ini bisa mengantarkan saya untuk mewujudkan mimpi membahagiakan orang tua,” tuturnya.
Kini setelah dua tahun berjalan, Inna tak sabar untuk mendedikasikan ilmunya kepada Pertamina Rosneft selaku pemberi beasiswa, dengan bergabung menjadi pekerja di proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Jika kelak diterima, Inna memiliki rencana mulia, yakni menabung uang gajinya untuk memberangkatkan haji orang tuanya yang berusia 50 tahun lebih.
Lain halnya dengan Budi Hermanto (21 tahun). Berangkat dari latar belakang keluarga buruh tani, warga Desa Mentoso ini sempat berpikir bahwa jenjang pendidikannya hanya akan berakhir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Oleh karenanya ketika mendengar pendaftaran beasiswa D3 PEM Akamigas dari Pertamina Rosneft, dia melihat peluang untuk mengubah nasib diri dan keluarganya. Peluang itu dirasakan menjadi anugerah besar setelah namanya masuk ke daftar penerima beasiswa.
Salah seorang penerima beasiswa adalah Tin Khoirinnatul Musyarofah atau akrab disapa Inna (22). Inna semula ingin mendaftar Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Opsi lain, dia ingin kuliah di jurusan farmasi.
Baca juga: Horor! Tali Pocong di Makam Desa Tulangan Sidoarjo Dicuri, Diduga untuk Kesaktian
Namun warga Desa Wadung ini akhirnya memilih mengambil beasiswa D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu dari PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft).
“Awalnya, saya ingin kuliah S1. Saya ikut tes STAN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk Jurusan Farmasi di Universitas Negeri Jember. Namun musibah menerpa, yang mengubah rencana studi saya sehingga saya mengambil D-III PEM Akamigas,” tutur Inna, Selasa (8/2/2022).
Di tahun 2019 kakak Inna meninggal dunia. Selepas kepergian sang kakak, Inna menjadi tumpuan harapan ayah dan ibunya yang bekerja sebagai petani dan pekerja serabutan. Dia pun meninggalkan proses penerimaan mahasiswa di Universitas Negeri Jember, meski telah lolos SBMPTN dan bahkan sudah mendaftar ulang.
“Ketika dinyatakan lolos mendapatkan beasiswa dari Pertamina, saya memilih mengambilnya karena saya berpikir sebagai anak satu-satunya, harapan orang tua tertumpu pada saya. Beasiswa ini bisa mengantarkan saya untuk mewujudkan mimpi membahagiakan orang tua,” tuturnya.
Kini setelah dua tahun berjalan, Inna tak sabar untuk mendedikasikan ilmunya kepada Pertamina Rosneft selaku pemberi beasiswa, dengan bergabung menjadi pekerja di proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Jika kelak diterima, Inna memiliki rencana mulia, yakni menabung uang gajinya untuk memberangkatkan haji orang tuanya yang berusia 50 tahun lebih.
Lain halnya dengan Budi Hermanto (21 tahun). Berangkat dari latar belakang keluarga buruh tani, warga Desa Mentoso ini sempat berpikir bahwa jenjang pendidikannya hanya akan berakhir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Oleh karenanya ketika mendengar pendaftaran beasiswa D3 PEM Akamigas dari Pertamina Rosneft, dia melihat peluang untuk mengubah nasib diri dan keluarganya. Peluang itu dirasakan menjadi anugerah besar setelah namanya masuk ke daftar penerima beasiswa.