Harga Rokok Mahal, Tembakau Lokal Sinjai Laris Manis

Selasa, 01 Februari 2022 - 20:43 WIB
loading...
Harga Rokok Mahal, Tembakau Lokal Sinjai Laris Manis
Salah seorang pedagang tembakau alias rokok linting di Pasar Sentral Sinjai menyebut tembakau lokal kini laris manis seiring dengan kenaikan harga rokok kemasan. Foto: SINDOnews/Irman Bagoseng
A A A
SINJAI - Rokok linting alias tembakau semakin ngetren di kalangan pecandu rokok di Kabupaten Sinjai. Hal itu sering dengan semakin melonjaknya harga rokok kemasan di pasaran.

Salah seorang pedagang tembakau di Pasar Sentral Sinjai, Ida, menyebut tembakau lokal yang dipakai untuk rokok linting memang semakin laris manis. Hal itu diakuinya tidak lepas dari semakin mahalnya harga rokok kemasan seiring dengan kenaikan cukai tembakau.

Baca Juga: Duit Tak Cukup Bayar Ambulans, Warga Sinjai Bawa Pulang Jenazah Bayinya Pakai Motor

"Pasca-pemerintah menaikkan harga rokok , penjualan tembakau laris manis, apalagi aktivitas melinting rokok yang biasanya dilakukan kalangan orang lanjut usia (lansia) kini merambah anak muda. Satu kesyukuran bagi saya selaku penjual, mengingat banyak pengusaha yang berkeluh kesah terkait pendapatan di masa pandemi Covid-19," ujar dia, Selasa (1/2/2022).

"Sebelumnya, pendapatan saya sangat pas-pasan, sekarang Alhamdulillah, sehari bisa saya kantongi untung dari penjualan tembakau Rp80-100 ribu per hari," sambung Ida.

Ia menjelaskan harga satu ico timpo alias tembakau dalam tabung bambu khas Sinjai Borong dibanderol dengan harga yang bervariasi. Pun dengan harga ecerannya.

"Harganya tergantung dari aroma dan kualitasnya. Kalau satu timpo biasa dijual Rp80 ribu, itu kualitas medium yah, kalau yang kualitas bagus harganya ratusan ribu. Sekarang kan penikmatnya kalangan anak muda, biasanya kalau anak muda belinya yang (gepokan) eceran dengan kualitas bagus," ungkap dia.



Salah seorang penikmat rokok , Burhan (25), mengaku terbiasa merokok, meski menyadari kebiasaan itu tidak baik untuk kesehatannya.

Ia sudah mencoba berhenti, namun selalu gagal karena di lingkungannya, kebiasaan merokok merupakan hal lazim. Untuk mensiasati pengeluarannya, Burhan kini beralih ke tembakau yang dilinting sendiri menjadi rokok .

"Harganya jauh lebih murah (dibanding rokok kemasan), dan tidak bijak menuruti kemauan merokok di tengah kondisi ekonomi yang makin tertekan," singkatnya.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2337 seconds (0.1#10.140)