Jembatan penghubung dua desa di Garut runtuh

Jum'at, 24 Agustus 2012 - 03:04 WIB
Jembatan penghubung dua desa di Garut runtuh
Jembatan penghubung dua desa di Garut runtuh
A A A
Sindonews.com - Jembatan penghubung dua desa antara Desa Sindangsari, Kecamatan Cigedug, dan Desa Tambak Baya, Kecamatan Cisurupan, ambruk.

Jembatan bambu sepanjang 35 meter yang menghubungkan Kampung Cibuntu, Desa Sindangsari, Kecamatan Cigedug, dengan Kampung Cipela, Desa Tambak Baya, Kecamatan Cisurupan, itu roboh karena tanah tempat penopang fondasinya anjlok.

“Fondasinya ikut ambles bersamaan dengan lahan areal pertanian di bawahnya. Jembatannya runtuh seketika,” kata Camat Cigedug Odik Sodikin kepada wartawan, Kamis (23/8/2012).

Runtuhnya jembatan yang menjadi sarana vital transportasi ini setidaknya membuat aktivitas warga di Kampung Cibuntu terhambat.
Pasalnya, setiap hari warga Kampung Cibuntu sangat memerlukan jembatan tersebut untuk akses menuju Jalan Raya Cisurupan.

“Memang tidak ada korban jiwa. Tapi, warga kami kesulitan untuk mencapai jalan raya terdekat. Sekarang warga harus memutar dengan jarak yang lebih jauh,” tambahnya.

Menurut Odik, kondisi jembatan yang paling parah mengalami kerusakan terletak pada bagian yang berada di wilayah Kecamatan Cisurupan.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat mengaku pihanya telah mengoordinasikan upaya perbaikan jembatan tersebut dengan sejumlah pihak terkait.

“Kita sudah turun ke lapangan dan melakukan pengecekan. Memang kondisinya sangat parah dan perlu dibuatkan jembatan darurat. Namun, kami masih menunggu laporan dari aparat tingkat desa sebagai dasar referensi untuk diajukan ke atas (pemerintah),” katanya.

Zatzat menyebutkan, kerugian materi dalam peristiwa robohnya jembatan yang melintang di atas Sungai Cimanuk ini bisa mencapai ratusan juta rupiah. Pasalnya, tidak hanya jembatan, kerusakan pun secara langsung dapat dirasakan oleh warga pemilik areal pertanian.

“Bisa mencapai seratus jutaan. Sebab, melibatkan pula warga yang memiliki lahan sawah. Sawah mereka ambles dan tidak bisa produktif untuk waktu-waktu sekarang. Luas sawah yang rusak kurang lebih sekitar 8.120 meter persegi,” sebutnya.

Jarak lokasi jembatan runtuh dan tanah ambles ini dengan permukiman warga sekitar 200 meter. Namun, hingga berita ini ditulis, tanah ambles di kawasan tersebut belum mengancam keberadaan rumah-rumah warga.

“Belum diketahui pasti penyebab kenapa tanahnya ambles begitu saja. Namun memang, tanah di kawasan itu masuk ke dalam kategori labil,” tandasnya
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9943 seconds (0.1#10.140)