BNN periksa urine sopir bus di Ciamis

Senin, 13 Agustus 2012 - 15:24 WIB
BNN periksa urine sopir bus di Ciamis
BNN periksa urine sopir bus di Ciamis
A A A
Sindonews.com – Ratusan sopir berikut kernet bus yang melintas di wilayah Kabupaten Ciamis menjalani tes urine di kawasan Terminal Ciamis, Jawa Barat. Tes dilakukan untuk meminimalisir penyalahgunaan narkoba dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

Tes dilakukan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Satuan Narkotika dan Obat Terlarang (Narkoba) Polres Ciamis.

“Kami menyediakan sebanyak 400 alat uji atau tes urine,” kata Kepala BNN Ciamis Engkan Iskandar didampingi Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat BNN Ciamis Aris Nuryana, Senin (13/8/2012).

Menurut Aris, sebanyak 100 set alat akan diperuntukan bagi sopir dan kernet angkutan, sedangkan sisanya sekitar 300 set alat penguji akan digunakan untuk melakukan tes urine
bagi pekerja swasta (pabrik), pegawai pemerintah, termasuk kampus dan sekolah.

“Untuk tes kali ini, difokuskan untuk pengguna angkutan umum terlebih dahulu. Untuk meminimalisir tingkat kecelakaan akibat kelalaian yang disebabkan penggunaan narkoba,” kata Aris.

Menurut Aris, hasil tes yang dilakukan saat ini akan dikirim ke labolatorium di Bandung. Hasilnya akan diketahui antara 4-5 hari ke depan. Secara kasat mata sebetulnya, sekarang juga
bisa diketahui hasilnya. Hanya saja, saat ini hanya menyimpulkan positif dan negatif saja.

“Ada beberapa sopir yang hasil tesnya menunjukan positif. Namun, bukan berarti yang bersangkutan mengkonsumsi narkoba,” tegas Aris.

Aris menjelaskan, hasil positif bisa saja karena yang bersangkutan sedang mengkonsumsi obat warung atau sejenisnya. “Untuk itu, diperlukan hasil tes labolatorium untuk memastikan
hasil akhir,” tegas Aris.

Kepala Satuan (Kasat) Narkoba Polres Ciamis AKP Herdis Suhardiman menambahkan, tes urine untuk para sopir dan kernet selain dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada penumpang
serta mengurangi angka kecelakaan, juga dilakukan untuk mengungkap penyalahgunaan narkoba.

“Hasil dari test hari ini, akan dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan pengungkapan,” tandas Herdis.

Herdis menyebutkan, untuk angkutan umum berdasarkan analisanya merupaka salah satu media yang
memungkinkan terjadinya penyelundupan narkoba. Misalnya, untuk bus jarak jauh bisa saja membawa ganja dalam jumlah di atas lima kilogram.

“Untuk itu, kami juga berupaya agar peredaran narkoba bisa dihentikan,” pungkas Herdis.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3741 seconds (0.1#10.140)