Sebaik-baik Wanita Penghuni Surga, Sebelum Islam Dijuluki Ratu Mekkah

Rabu, 19 Januari 2022 - 21:08 WIB
loading...
Sebaik-baik Wanita Penghuni Surga, Sebelum Islam Dijuluki Ratu Mekkah
Umat muslim patut meneladani sosok perempuan mulia yang menjadi penghulu wanita di surga, Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Foto/Ist
A A A
Bukan wanita biasa, beliaulah sebaik-baik perempuan penghuni surga. Sebelum kedatangan Islam dijuluki Ratu Mekkah dan Ratu Quraisy. Beliau juga disebutat-Thahirah, yaitu yang bersih dan suci.

Beliau sangat istimewa hingga Allah memilihnya sebagai istri Baginda mulia Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Siapa lagi kalau bukan Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid bin As'ad bin Abdul Uzza bin Qushay.

Sosok Khadijah Al-Kubro radhiyallahu 'anha tetap hidup di hati Rasulullah sampai beliau wafat. Dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah, satu-satunya pernikahan paling berkah di dunia adalah pernikahan dua sosok manusia terpuji yang menjadi pemimpin umat manusia, Muhammad bin Abdillah dan Khadijah Binti Khuwailid.

Kala itu, Rasulullah belum diangkat menjadi Nabi. Saat pernikahan itu, Khadijah mengadakan jamuan buat semua orang, mulai dari yang paling kaya sampai yang paling miskin. Bangsa Arab yang saat itu hanya mengenal air putih, dalam walimah pernikahan Rasulullah dan Khadijah, disuguhi minuman segar sari buah dan sirup mawar.

Selama beberapa hari, semua orang, baik tua maupun muda, makan di rumah Khadijah. Kepada orang-orang miskin, Khadijah memberikan beberapa keping uang emas dan perak serta pakaian. Kepada para janda, Khadijah menyumbangkan kebutuhan hidup yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Rasulullah juga terkenang saat setelah menikah, Khadijah tidak lagi tertarik pada perdagangan serta kesuksesan yang diraihnya. Pernikahan telah mengganti perhatian Khadijah. Beliau telah mendapatkan Muhammad Al-Musthafa sebagai hartanya yang paling berharga di dunia ini.

Begitu Khadijah menjadi istri Rasulullah, semua emas dan berlian kehilangan harga di matanya. Rasullullah menjadi satu-satunya yang Khadijah sayangi, perhatikan, dan cintai. Beliau mengabdikan diri sepenuhnya pada kehidupan Rasulullah.

Saat-saat didampingi Khadijah boleh dikatakan saat-saat paling membahagiakan bagi Rasulullah. Dari rahim Khadijah-lah lahir dua orang putra dan empat putri Rasulullah, termasuk puteri tercinta yang juga penghulu wanita di surga yaitu Sayyidah Fatimah Az-Zahra.

Tidak ada laki-laki lain yang cocok mendampingi Khadijah selain Rasulullah. Begitu serasinya mereka sampai ada ahli sejarah yang menduga bahwa seandainya Khadijah tidak bertemu Rasulullah dalam hidupnya, kemungkinan besar Khadijah tidak akan menikah sampai akhir hidupnya. Bukanlah kekayaan, ketampanan, dan keturunan yang menarik hati Khadijah, melainkan keluhuran budi yang mampu meluluhkan hatinya. Itulah yang ada dalam diri Rasulullah.

Dalam Shahih Al-Bukhari, Abu Hurairah berkata, Jibril mendatangi rumah Rasulullah seraya berkata: "Wahai Rasulullah, inilah yang datang Khadijah sambil membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika ia datang, sampaikan salam padanya dari Rabb-nya dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di Surga yang di dalamnya tidak ada hiruk-pikuk dan keletihan."

Sebelum kedatangan Islam, Khadijah dijuluki Ratu Mekkah. Setelah cahaya Islam terbit, Allah memberi beliau kedudukan sebagai ibu kaum beriman (Ummul Mukminin). Saat itu, sebagian kaum Muslimin adalah orang-orang miskin.

Mereka tidak bisa mencari nafkah, karena orang-orang kafirlah yang menguasai perdagangan. Orang-orang itu tidak memberikan kesempatan bagi kaum Muslimin untuk bekerja. Pada saat itu, kaum Muslimin bisa terhindar dari kelaparan berkat bantuan Khadijah.

Khadijah juga memberi mereka tempat tinggal. Khadijah menggunakan begitu banyak uangnya untuk orang-orang Muslim di Makkah yang miskin akibat boikot orang-orang musyrik. Pertolongan Khadijah telah mematahkan tujuan orang-orang musyrik untuk menarik para pengikut Rasulullah yang miskin pada kekafiran lagi.

Khadijah tidak pernah menyisakan sampai uang terakhir yang dimilikinya demi kesejahteraan para pemeluk Islam. Cinta Khadijah kepada mereka tidak berbeda dengan cinta ibu kepada anaknya. Kalian tahu, seorang ibu rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan anak-anaknya.

Seorang ibu bisa merasakan lapar, namun jika anak-anaknya kelaparan, ia akan mengutamakan anak-anaknya lebih dulu. Ia akan memberikan jatah makannya untuk anak-anaknya dan rela menahan lapar. Bahkan jika anak-anaknya merasa kenyang dan senang, itu sudah cukup membuat seorang ibu juga merasa senang dan kenyang sehingga ia lupa rasa lapar yang dideritanya sendiri. Cinta seorang ibu tidak mengenal syarat. Cinta seorang ibu penuh perlindungan dan penuh kasih.

Dengan keluhuran budi istrinya yang begitu agung sangat wajar jika Rasulullah merasa amat berduka ketika Khadijah wafat. Begitu besarnya cinta Rasulullah kepada Khadijah sampai beliau bersabda: "Demi Allah! Allah tidak menggantikan Khadijah dengan seorang yang lebih baik. Ia telah beriman kepadaku pada saat orang-orang mengingkari risalahku. Ia percaya kepadaku pada saat orang-orang nendustaiku. Ia telah mengorbankan hartanya padahal orang lain tidak mau melakukannya, dan Allah telah melimpahkan karunia bagiku anak-anak melalui Khadijah."

Rasulullah juga mengabarkan keistimewaan Sayyidah Khadijah dalam sabda beliau:

,ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻧِﺴَﺎﺀِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ: ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﺑِﻨْﺖُ ﺧُﻮَﻳْﻠِﺪٍ ﻭَﻓَﺎﻃِﻤَﺔُ ﺑِﻨْﺖُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ،ﻭَﺁﺳِﻴَﺔُ ﺑِﻨْﺖُ ﻣُﺰَﺍﺣِﻢٍ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓُ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ، ﻭَﻣَﺮْﻳَﻢُ ﺍﺑْﻨَﺔُ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ

"Sebaik-baik wanita penghuni Surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun, dan Maryam binti 'Imran." (HR Ahmad 2668)

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1851 seconds (0.1#10.140)