Perbaikan Jalan Selatan KBB Tak Capai Target, Dinas PU: Ada Kendala Teknis

BANDUNG BARAT - Proses perbaikan jalan di wilayah selatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) sepanjang kurang lebih 71 kilometer yang ditargetkan bisa selesai di akhir Desember 2021 akhirnya tidak terwujud. Hal ini diakui karena adanya kendala teknis di lapangan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), KBB, Adang Rahmat Syafaat mengakui jika perbaikan jalan ke wilayah selatan KBB tidak berhasil selesai tepat waktu. Khususnya untuk yang paket satu, sementara dipaket dua berhasil selesai sesuai target.

"Untuk perbaikan jalan paket dua selesai 100 persen tepat waktu, hanya memang untuk yang paket satu sampai sekarang belum selesai. Pekerjaan paket satu memang lebih panjang apalagi ada pembangunan Jembatan Tajim. Sehingga karena ada beberapa kendala teknis di lapangan progresnya tidak secepat paket dua," kata Adang, Sabtu (1/1/2022).

Diketahui, Plt Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan pada sejumlah kesempatan termasuk ketika melakukan gorundbreaking pada 28 Mei 2021, menargetkan perbaikan jalan yang dibagi paket satu dan paket dua itu selesai pada 31 Desember 2021.

Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia, perbaikan jalan di paket satu yakni ruas Jalan Selacau Cihampelas hingga Cisokan Rongga masih belum rampung. Terutama di ruas Jalan Cihampelas sampai Jalan Raya Cililin.

Beberapa titik memang sudah selesai dicor namun masih belum tersambung semuanya. Sehingga masih tampak warga yang mengencleng sambil melakukan buka tutup kendaraan di ruas jalan yanh belum dicor. Hal tersebut kerap menimbulkan antrean kendaraan yang cukup panjang.

Terkait hal ini, Adang mengatakan, pihaknya memberikan opsi perpanjangan kepada pihak kontraktor beberapa bulan ke depan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sebab sampai saat ini progresnya baru sekitar 50-60 persen, sehingga masih banyak yang harus diselesaikan.

Pelaksanaan pembangunan jalan di wilayah selatan KBB sepanjang 71 km dibagi menjadi dua paket. Yaitu jalan sepanjang 52,5 kilometer dengan biaya Rp177 miliar dan jalan 19,5 kilometer dengan anggaran Rp78 miliar. Biayanya berasal dari pinjaman ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai sekitar Rp225 miliar.