Usai Dengar Curhatan Perajin Anyaman di Raja Ampat, Sandiaga Uno Kasih Solusi
loading...
A
A
A
RAJA AMPAT - Seorang perajin anyaman dan noken di Desa Arborek, Raja Ampat, Papua Barat curhat kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno terkait kurang dikenalnya produk mereka. Selain tidak adanya pameran di daerah, juga jika produk mereka dijual secara online ongkos kirimnya terlalu mahal.
Mama Yuni, perajin asal Desa Arborek, Raja Ampat, Papua mengaku kalau selama pandemi penjualan suvenir khas desanya tidak laku sama sekai. Sehingga dia meminta kepada Menparekraf untuk bisa membantu memasarkan kerajinan warga.
"Sebelumnya ada pameran di kabupaten sehingga kami bisa jual di sana. Tetapi sekarang ini karena pandemi tidak ada pameran maka penjualan juga tidak ada," katanya, Rabu (28/10/2021).
Sementara wisatawan yang datang juga jarang membeli produk mereka. Menurut Mama Yuni wisatawan yang datang hanya meminjam karyanya untuk foto-foto saja.
Sehingga, walaupun banyak wisatawan, namun pemasukan untuk para perajin tidak ada peningkatan. Untuk itu, dia meinta kepada Sandiaga bisa memberi tahu kepada wisatawan membeli kerajinan karya warga Desa Arborek.
“Saya minta pak menteri suruh wisatawan untuk beli produk kami. Jangan cuma buat foto-foto saja,” ujarnya.
Mendengar curhatan itu, Sandiaga meminta kepada Mama Yuni untuk terus berkarya. Menparekraf akan membantu pemasaran dari karya kerajinan dari Desa Arborek.
Dia menegaskan, pihaknya akan melakukan kampanye Rojali yang singkatan dari Rombongan Jadi Beli. Untuk itu, Sandi mengawali akan mengawali membeli karya dari warga Desa Arborek.
Menparekraf berharap apa yang dilakukannya bisa membantu membangkitkan lagi karya kerajinan dari masyarakat desa Arborek. Sehingga perekonomian masyarakat bisa kembali normal bahkan meningkat dari sebelumnya.
"Nanti kita kampanyekan Rojali, jadi siapa yang melihat suvenir ini langsung beli tidak hanya buat foto," katanya.
Lebih lanjut Sandi menjelaskan, Rojali adalah pengejawantahan dari Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Sebab, kecintaan dan kebanggaan akan produk daerah tidak cukup hanya diucapkan. Tetapi harus dibuktikan dengan membeli dan menggunakan produk kerajinan daerah.
Mama Yuni, perajin asal Desa Arborek, Raja Ampat, Papua mengaku kalau selama pandemi penjualan suvenir khas desanya tidak laku sama sekai. Sehingga dia meminta kepada Menparekraf untuk bisa membantu memasarkan kerajinan warga.
Baca Juga
"Sebelumnya ada pameran di kabupaten sehingga kami bisa jual di sana. Tetapi sekarang ini karena pandemi tidak ada pameran maka penjualan juga tidak ada," katanya, Rabu (28/10/2021).
Sementara wisatawan yang datang juga jarang membeli produk mereka. Menurut Mama Yuni wisatawan yang datang hanya meminjam karyanya untuk foto-foto saja.
Sehingga, walaupun banyak wisatawan, namun pemasukan untuk para perajin tidak ada peningkatan. Untuk itu, dia meinta kepada Sandiaga bisa memberi tahu kepada wisatawan membeli kerajinan karya warga Desa Arborek.
“Saya minta pak menteri suruh wisatawan untuk beli produk kami. Jangan cuma buat foto-foto saja,” ujarnya.
Mendengar curhatan itu, Sandiaga meminta kepada Mama Yuni untuk terus berkarya. Menparekraf akan membantu pemasaran dari karya kerajinan dari Desa Arborek.
Dia menegaskan, pihaknya akan melakukan kampanye Rojali yang singkatan dari Rombongan Jadi Beli. Untuk itu, Sandi mengawali akan mengawali membeli karya dari warga Desa Arborek.
Menparekraf berharap apa yang dilakukannya bisa membantu membangkitkan lagi karya kerajinan dari masyarakat desa Arborek. Sehingga perekonomian masyarakat bisa kembali normal bahkan meningkat dari sebelumnya.
"Nanti kita kampanyekan Rojali, jadi siapa yang melihat suvenir ini langsung beli tidak hanya buat foto," katanya.
Lebih lanjut Sandi menjelaskan, Rojali adalah pengejawantahan dari Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Sebab, kecintaan dan kebanggaan akan produk daerah tidak cukup hanya diucapkan. Tetapi harus dibuktikan dengan membeli dan menggunakan produk kerajinan daerah.
(shf)