Gubernur Khofifah Minta Kabupaten/Kota di Jawa Timur Siaga Hadapi La Nina

Senin, 25 Oktober 2021 - 20:19 WIB
loading...
Gubernur Khofifah Minta Kabupaten/Kota di Jawa Timur Siaga Hadapi La Nina
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memimpin Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Penanggulangan Bencana Alam tahun 2021, di Lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya.Foto/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana guna menghadapi ancaman hidrometeorologi dan La Nina .

Fenomena La Nina diprediksi akan melanda Indonesia terhitung mulai Oktober 2021 hingga Februari 2022 dan dapat memicu bencana hidrometeorologi.

“Meski BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyebut fenomena La Nina lemah, namun mitigasi dari hulu ke hilir oleh Forkopimda Jatim dan Kabupaten/ kota harus tetap dilakukan. Jangan sampai sudah kejadian, baru kebingungan,” kata Khofifah saat memimpin Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Penanggulangan Bencana Alam tahun 2021 di Lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Senin (25/10/2021).

Baca juga: 4 Remaja Kediri Terseret Arus Sungai, 1 Korban Tewas sempat Teriak Tolong

Sebagai informasi, fenomena La Nina terjadi karena pendinginan suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah hingga di bawah suhu normal. Pendinginan suhu muka laut itu berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah. Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudra Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia.

Kondisi itu menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Oleh sebab itu, air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah. Fenomena yang disebut upwelling ini membuat SML turun. Dengan demikian, selain angin muson, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan curah hujan meningkat di Indonesia.

Hasil kajian BMKG menyebutkan bahwa curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat pada bulan November, Desember, dan Januari. Beberapa daerah bahkan mengalami peningkatan curah hujan berkisar 20 hingga 70 persen di atas normal. Seperti Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian Selatan.

Baca juga: Gubernur Khofifah Sebut MTQ XXIX di Pamekasan Jadi Momentum Jatim Bangkit

“Efek fenomena ini ditandai dengan peningkatan curah hujan secara drastis dan diikuti dengan bencana seperti banjir, angin kencang, puting beliung, tanah longsor, dan lain sebagainya. Untuk daerah-daerah rawan bencana tersebut tolong segera lakukan langkah antisipasi,” imbuh Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim ini menyatakan, Pemerintah Daerah secara rutin harus melakukan update data dan informasi perihal cuaca dan iklim yang dikeluarkan BMKG. Setiap peringatan dini yang dikeluarkan BMKG terkait cuaca dan iklim, kata Khofifah, harus secepatnya direspon dan disebarluaskan apabila menyangkut kedaruratan di wilayah masing-masing.

“Masyarakat juga harus diberi pemahaman menyeluruh guna meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Sehingga, bisa melakukan langkah penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana akibat fenomena La Nina ini,” pungkasnya
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2182 seconds (0.1#10.140)