HNI Dorong UMKM Tingkatkan Produk Halal Asli Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Halal Network International (HNI) mendorong sektor usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ) agar tumbuh bersama dalam memproduksi produk halal . Selama ini sektor UMKM belum mendapatkan perhatian yang cukup, padahal sebagian besar PDB Indonesia berasal dari UMKM.
Hal tersebut diungkapkan Komisaris HNI, Rofik Hananto di sela-sela hari ulang tahunnya yang ke-9, di Jakarta, Minggu (17/10/2021). Rofik mengatakan, pihaknya fokus pada penyediaan produk-produk barang konsumsiyang halal dan berkualitas.
"Kami juga mencoba meningkatkan taraf pelaku UMKM di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 21 pelaku UMKM yang menjadi perusahaan besar dengan bergandengan tangan bersama kami,” ungkap HNI Rofik Hananto.
Rofik menilai, sektor UMKM belum mendapatkan perhatian yang cukup. Hal ini mendorong pihaknya untuk terus membina para pelaku UMKM. Hasilnya, kata Rofik, memuaskan. "Kalau sebelumnya terdapat salah satu pengusaha UMKM yang kami bina, hanya dapat menjual produk sabunnya 500-1000 buah per bulan, kini setelah kami tingkatkan, produksinya mencapai 2 juta buah per bulan,” tutur Rofik.
Rofik berharap dengan jumlah 4,3 juta anggota yang tergabung di dalamnya, HNI dapat memberikan peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia. “Kami berharap dapat menjadi solusi untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di tengah masa pandemi saat ini,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama HNI, Agung Yulianto, mengatakan, saat jutaan produk halal asli Indonesia siap diekspor ke mancanegara. Kini Indonesia patut berbangga, karena dapat membuat produk-produk halal yang berkualitas dengan bahan-bahan asli Indonesia dan dibuat di Indonesia.
"Jadi, sekarang kita tidak perlu lagi impor untuk mendapatkan produk halal berkualitas. Bahkan sebagian besar produk-produk ini telah diekspor ke berbagai negara,” tutur Agung.
Menurut Agung, Indonesia akan menjadi negara maju jika ekspornya lebih besar dari impor. “Ketika ekspor meningkat, maka akan terjadi surplus perdagangan, yang berarti devisa negara dan per kapita penduduknya semakin besar. Kesadaran ini yang kami berikan kepada anggota-anggota yang tergabung dalam HNI,” katanya.
HNI sendiri saat ini, sejak berdiri di tahun 2012 telah memiliki lebih dari 200 ribu outlet yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara. HNI telah mengeluarkan beraneka ragam produk kebutuhan rumah tangga seperti kosmetik, makanan dan minuman, hingga obat-obatan.
Hal tersebut diungkapkan Komisaris HNI, Rofik Hananto di sela-sela hari ulang tahunnya yang ke-9, di Jakarta, Minggu (17/10/2021). Rofik mengatakan, pihaknya fokus pada penyediaan produk-produk barang konsumsiyang halal dan berkualitas.
"Kami juga mencoba meningkatkan taraf pelaku UMKM di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 21 pelaku UMKM yang menjadi perusahaan besar dengan bergandengan tangan bersama kami,” ungkap HNI Rofik Hananto.
Rofik menilai, sektor UMKM belum mendapatkan perhatian yang cukup. Hal ini mendorong pihaknya untuk terus membina para pelaku UMKM. Hasilnya, kata Rofik, memuaskan. "Kalau sebelumnya terdapat salah satu pengusaha UMKM yang kami bina, hanya dapat menjual produk sabunnya 500-1000 buah per bulan, kini setelah kami tingkatkan, produksinya mencapai 2 juta buah per bulan,” tutur Rofik.
Rofik berharap dengan jumlah 4,3 juta anggota yang tergabung di dalamnya, HNI dapat memberikan peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia. “Kami berharap dapat menjadi solusi untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di tengah masa pandemi saat ini,” tambahnya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama HNI, Agung Yulianto, mengatakan, saat jutaan produk halal asli Indonesia siap diekspor ke mancanegara. Kini Indonesia patut berbangga, karena dapat membuat produk-produk halal yang berkualitas dengan bahan-bahan asli Indonesia dan dibuat di Indonesia.
"Jadi, sekarang kita tidak perlu lagi impor untuk mendapatkan produk halal berkualitas. Bahkan sebagian besar produk-produk ini telah diekspor ke berbagai negara,” tutur Agung.
Menurut Agung, Indonesia akan menjadi negara maju jika ekspornya lebih besar dari impor. “Ketika ekspor meningkat, maka akan terjadi surplus perdagangan, yang berarti devisa negara dan per kapita penduduknya semakin besar. Kesadaran ini yang kami berikan kepada anggota-anggota yang tergabung dalam HNI,” katanya.
HNI sendiri saat ini, sejak berdiri di tahun 2012 telah memiliki lebih dari 200 ribu outlet yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara. HNI telah mengeluarkan beraneka ragam produk kebutuhan rumah tangga seperti kosmetik, makanan dan minuman, hingga obat-obatan.
(don)