Sekolah disegel, murid belajar di musala

Rabu, 30 November 2011 - 02:37 WIB
Sekolah disegel, murid belajar di musala
Sekolah disegel, murid belajar di musala
A A A
Sindonews.com - Puluhan siswa kelas VII SMPN 2 Kwanyar, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, sejak pekan lalu terpaksa menggelar aktivitas belajar mengajar di musala.

Belum diketahui pasti penyebab penyegelan ruang kelas tersebut, diduga kuat dilatar belakangi oleh konflik antar rekanan/kontraktor.

Lebih ironis lagi, tidak ada satupun pihak sekolah baik kepala sekolah (kasek), guru, dan komite sekolah yang berani membuka pintu yang disegel dengan menggunakan kayu balok tersebut. Sebab, mereka diancam akan diperkarakan secara hukum oleh pihak yang menyegel.

Kepala sekolah SMPN 2 Kwanyar Suryanto menyatakan, adanya penyegelan terhadap dua ruang kelas VII tersebut terjadi sejak pekan lalu. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh adanya permasalahan antara pemenang proyek dan pemborong, yang sampai saat ini masih belum selesai.

“Soal masalahnya apa, kami tidak mau tahu lebih mendalam. Cuma, dengan seperti ini (disegel) siswa kami yang jadi korban. Aktivitas belajar mengajar terganggu,” ujarnya Selasa (29/11/2011).

Suryanto menjelaskan, dengan adanya penyegelan dua ruang kelas tersebut, siswa terpaksa belajar secara bergantian di musala. Kondisi tersebut, dinilai tidak begitu cukup efektif karena sarana yang ada tidak sangat memadai. Siswa belajar secara lesehan, dengan beralas karpet, sajadah, dan sebagian juga beralas lantai.

Kondisi tersebut juga cukup mengganggu, terutama saat memasuki waktu salat zuhur. Di mana, para siswa dan guru yang mau salat, terpaksa menunggu jam pelajaran selesai. Baru setelah siswa keluar dari musala, aktivitas salat bisa dilakukan dengan kondisi yang kurang khusyuk. “Tidak hanya terganggu dalam hal proses belajar- mengajar, tapi juga sangat berpengaruh pada kebersihan musala,” ungkapnya.

Suryanto menambah, pihaknya hingga saat ini belum berani membuka pintu yang masih terkunci dan disegel tersebut. Alasannya, takut ke depan nanti akan terjadi persoalan lain yang tidak diinginkan. Dia hanya berharap, pihak yang menyegel segera membuka ruang kelas demi kelancaran proses belajar-mengajar.

“Jadi saya ini memperjuangkan supaya dua ruang bisa dibuka. Ya, supaya anak-anak bisa belajar secara maksimal,” ungkapnya.

Tidak hanya mendapat reaksi dari kepala sekolah, penyegelan tersebut, juga membuat puluhan siswa kesal dan melampiaskan dengan cara menggedor-gedor pintu ruang kelas. Sebab, mereka tidak merasa nyaman karena harus belajar di musala dengan cara lesehan.

“Nggak enak karena belajar di musala. Badan serasa sakit semua, karena harus menunduk saat menulis,” ucap Ahmad, salah satu siswa kelas VII SMPN 2 Kwanyar.

Sementara itu aksi penyegelan tersebut dikecam oleh anggota DPRD Kabupaten Bangkalan asal daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Kwanyar, Mukaffi Anwar. Dia menyatakan, tindakan tersebut mengorbankan masa depan siswa, karena harus belajar di tempat yang tidak layak.

Bila memang terjadi hal yang menyalahi aturan atau klausul kontrak, dia mengimbau bisa diselesaikan dengan cara lain. Bukan main segel seperti yang ada saat ini. “Kami berharap kepala sekolah merespons kejadian ini. Paling tidak melaporkan pihak yang melakukan penyegelan ke aparat kepolisian. Kami jelas mendukung,” ucapnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1145 seconds (0.1#10.140)