Wali Kota Sutiaji Ajak Penyuluh Agama Wujudkan Binadamai dan Nirkekerasan
loading...
A
A
A
MALANG - Demi menjaga kerukunan dan mencegah ekstremisme kekerasan, Wali Kota Malang Sutiaji mengajak penyuluh agama Islam dan Non Islam serta pemuka lintas agama di Kota Malang untuk mewujudkan binadamai dan nirkekerasan. Dengan cara memberikan pemahaman dan penguatan literatif mengenai kerukunan beragama yang baik kepada masyarakat. Ini disampaikan saat Wali Kota Sutiaji membuka kegiatan Lokalatih Tingkat Lanjut: Binadamai dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan, Senin pagi (23/8).
Kegiatan secara virtual ini digelar sebagai kolaborasi bersama antara Perwakilan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Paramadina, Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang serta Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Malang. Dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas pemuka dan penyuluh agama di Malang dan Pasuruan dalam rangka mengampanyekan pentingnya pemahaman bersama tentang binadamai dan nirkekerasan sebagai penangkal radikalisme dan ekstremisme kekerasan di Indonesia.
Menurut Wali Kota Sutiaji, guna mencegah ekstremisme berbasis kekerasan dibutuhkan sinergitas dari semua pihak, salah satunya melalui pendekatan yang komprehensif. Peran penyuluh dan pemuka lintas agama beserta elemen masyarakat menjadi penting untuk mendukung upaya tersebut. Terlebih, penyuluh agama dan pemuka agama mempunyai peran strategis dalam memahamkan pesan tersebut karena mampu menjangkau masyarakat di kelas paling bawah, memiliki umat masing-masing dan untuk bersikap memahamkan umatnya.
“Saat ini kita menjadi orang yang salah ketika kita tidak merespons dan tidak menginisiasi bagaimana sebetulnya pemahaman agama terhadap pemeluk agama masing-masing,” katanya.
Ia menyatakan menerapkan sikap toleran terhadap pemeluk agama lain dengan sungguh-sungguh bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi salah satu bentuk pembelajaran pemahaman kerukunan beragama yang baik.
“Misi Anda adalah bagaimana menajamkan pemahaman dan implementasi di lapangan antara literatif dan kondisi yang seharusnya ia lakukan. Jadi penyuluh, dan pemuka agama melalui FKUB hadir untuk memahamkan dan menguatkan literatif disesuaikan dengan apa yang seharusnya dia lakukan dan sesuai dogma dan kajian-kajian agama yang dimiliki. Ini yang harus kita kuatkan bersama-sama,” ujar Pak Aji, sapaan akrab Walikota Malang.
Terakhir, dalam sambutannya, ia berharap kegiatan lokalatih ini memberikan manfaat dalam menjaga kondusifitas bangsa, negara dan daerah. Sekaligus mendukung upaya Pemerintah Kota Malang dalam menghadirkan Kota Malang yang rukun dan toleran sejalan dengan visi misi yang ditetapkan. “Harapan kami hasil lokalatih ini berguna menjadi premis minor dan mayor kami dalam mengambil kebijakan-kebijakan strategis,” ucapnya.
Kegiatan secara virtual ini digelar sebagai kolaborasi bersama antara Perwakilan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Paramadina, Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang serta Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Malang. Dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas pemuka dan penyuluh agama di Malang dan Pasuruan dalam rangka mengampanyekan pentingnya pemahaman bersama tentang binadamai dan nirkekerasan sebagai penangkal radikalisme dan ekstremisme kekerasan di Indonesia.
Menurut Wali Kota Sutiaji, guna mencegah ekstremisme berbasis kekerasan dibutuhkan sinergitas dari semua pihak, salah satunya melalui pendekatan yang komprehensif. Peran penyuluh dan pemuka lintas agama beserta elemen masyarakat menjadi penting untuk mendukung upaya tersebut. Terlebih, penyuluh agama dan pemuka agama mempunyai peran strategis dalam memahamkan pesan tersebut karena mampu menjangkau masyarakat di kelas paling bawah, memiliki umat masing-masing dan untuk bersikap memahamkan umatnya.
“Saat ini kita menjadi orang yang salah ketika kita tidak merespons dan tidak menginisiasi bagaimana sebetulnya pemahaman agama terhadap pemeluk agama masing-masing,” katanya.
Ia menyatakan menerapkan sikap toleran terhadap pemeluk agama lain dengan sungguh-sungguh bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi salah satu bentuk pembelajaran pemahaman kerukunan beragama yang baik.
“Misi Anda adalah bagaimana menajamkan pemahaman dan implementasi di lapangan antara literatif dan kondisi yang seharusnya ia lakukan. Jadi penyuluh, dan pemuka agama melalui FKUB hadir untuk memahamkan dan menguatkan literatif disesuaikan dengan apa yang seharusnya dia lakukan dan sesuai dogma dan kajian-kajian agama yang dimiliki. Ini yang harus kita kuatkan bersama-sama,” ujar Pak Aji, sapaan akrab Walikota Malang.
Terakhir, dalam sambutannya, ia berharap kegiatan lokalatih ini memberikan manfaat dalam menjaga kondusifitas bangsa, negara dan daerah. Sekaligus mendukung upaya Pemerintah Kota Malang dalam menghadirkan Kota Malang yang rukun dan toleran sejalan dengan visi misi yang ditetapkan. “Harapan kami hasil lokalatih ini berguna menjadi premis minor dan mayor kami dalam mengambil kebijakan-kebijakan strategis,” ucapnya.
(atk)