Sosok KGPAA Mangkunegara IX, Pemimpin yang Peduli Perkembangan Kesenian

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 10:02 WIB
loading...
Sosok KGPAA Mangkunegara IX, Pemimpin yang Peduli Perkembangan Kesenian
Sosok penguasa Pura Mangkunegara Solo, KGPAA Mangkunegara IX yang meninggal dunia pada Jumat (13/8/2021) merupakan pemimpin yang sangat peduli dengan kesenian. Foto/puromangkunegaran.com
A A A
SOLO - Sosok penguasa Pura Mangkunegara Solo, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkoenagoro IX atau yang lebih dikenal Mangkunegara IX yang dini hari tadi Jumat (13/8/2021) meninggal dunia di Jakarta merupakan pemimpin yang sangat peduli dengan kesenian.

Baca juga: KGPAA Mangkunegara IX Dimakamkan di Astana Girilayu Matesih Karanganyar

KGPAA Mangkoenagoro IX merupakan putra laki-laki kedua dari pasangan Mangkoenagoro VIII dengan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII. Saat masih muda dan belum jadi raja, dia bernama Gusti Pangeran Haryo (GPH) Sudjiwo Kusumo.

Baca juga: Raja Mangkunegara IX Wafat karena Sakit di Jakarta

Almarhum KGPAA Mangkoenagoro IX lahir di Solo, 18 Agustus 1951. Dia menikah dengan Sukmawati Soekarnoputri (1974-1984) yang dikaruniai 2 anak, yakni GPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara, Gusti Raden Ayu (GRA) Putri Agung Suniwati.

Setelah berpisah dengan Sukmawati Soekarnoputri, Mangkunegara IX kemudian menikah lagi dengan Prisca Marina Yogi Supardi yang kemudian dikaruniai 2 anak yakni GRA Ancillasura Marina Sujiwo, GPH Bhre Cakrahutama Wira Sudjiwo.

Dikutip dari laman puromangkunegaran.com, KGPAA Mangkoenagoro IX menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Kota Solo. Minat terhadap kesenian terutama seni tari, ditunjukkannya dengan kemahiran memerankan Bambangan, yaitu seorang ksatria lemah lembut dan halus.

Padalal perlu karakter yang kuat dan latihan yang keras untuk mencapai tingkat seorang penari yang layak tampil memerankan Bambangan. Namun semua itu bisa dilakukannya.

Pada 2 Agustus tahun 1987 ayahandanya, KGPAA Mangkoenagoro VIII wafat. Selanjutnya selama sekitar 1 tahun Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa. Kemudian pada 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Aryo Mangkoenagoro IX.

Saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.

Mangkoenagoro IX merupakan raja masa kini atau raja modern yang peduli akan perkembangan kesenian. Hal itu dia lakukan dengan menempatkan kesenian khususnya seni tari yang mengikuti perkembangan zaman. Disamping itu, Mangkoenagoro IX juga menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa, kepada para pengunjung pura selalu disuguhkan kesenian Mangkunegaran seperti tari, wayang kulit, dan fragmen.

Dalam pemerintahan Mangkoenagoro IX, kehidupan tari gaya Mangkunegaran semakin berkembang. Karya-karya yang dihasilkannya pada masa Mangkoenagoro IX diantaranya yakni Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), Tari Kontemporer Negeri Sembako (1998), Tari Kontemporer Krisis (1999), Drama tari Mintaraga, serta Drama tari Dewa Ruci.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2457 seconds (0.1#10.140)