Ekonomi Jabar pada Triwulan II 2021 Tumbuh 6,13 Persen

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 13:59 WIB
loading...
Ekonomi Jabar pada Triwulan II 2021 Tumbuh 6,13 Persen
Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jabar Benny Bachtiar. Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada triwulan II/2021 secara year on year (yoy) tumbuh melejit 6,13 persen, sedangkan secara kumulatif hingga triwulan II/2021 tumbuh 2,54 persen.

Hal ini menunjukkan pada triwulan II/2021 perbaikan ekonomi sudah terlihat semakin membaik, setelah empat triwulan terakhir ekonomi terkonstraksi karena dampak pandemi COVID-19.

Kepala Biro Perekonomian Jabar, Benny Bachtiar mengatakan, pertumbuhan yang terjadi saat ini menunjukkan ada upaya keras Pemprov Jabar untuk terus mendorong perekonomian tetap tumbuh meski di tengah keterbatasan karena pandemi COVID-19.

"Upaya luar biasa Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil dapat dilihat dari terus dilakukan melalui lobi-lobi kerja sama ekonomi, meski melalui video call. Sudah terlihat hasilnya dengan mulai masuknya investasi ke Jabar, bahkan tertinggi nasional," ucap Benny dalam keterangannya, Jumat (6/8/2021).

Selain investasi, kata Benny, ekspor Jabar juga terus tumbuh karena negara tujuan ekspor utama sudah mulai membuka diri, seperti Amerika, Eropa dan negara di Asia Tengah.

Pemprov Jabar, kata Benny, akan terus memberikan kenyamanan bagi investor dan juga kalangan industri agar bisa berinvestasi di Jabar, salah satunya dengan memberikan rasa aman dan pengendalian COVID-19. "Pengendalian dengan PPKM sudah terlihat, BOR rumah sakit kini sudah 51 persen," katanya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Dyah Anugrah mengatakan, pertumbuhan ini bagian dari buah penanganan ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi baik pada level nasional maupun Jabar yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk kemampuan masyarakat dan dunia usaha dalam berinovasi untuk tetap survive di tengah pandemi.

Secara level, nominal PDRB Jabar atas dasar harga konstan pada triwulan II/2021 sebesar Rp374,69 triliun. Angka ini hampir mendekati nilai kondisi PDRB triwulan II/2019 (Rp375,22 triliun), yaitu kondisi pada saat belum dilanda Pandemi COVID-19.

Hanya dibutuhkan pertambahan nilai tambah bruto (NTB) sekitar 0,14 persen untuk mencapai level triwulan II/2019. "Hal ini menjadi indikasi bahwa ekonomi Jawa Barat sudah mulai beranjak normal, meskipun belum optimal," katanya.

Secara year on year, lanjut Dyah, dari sisi produksi hampir semua lapangan usaha tumbuh positif kecuali pertanian dan jasa pendidikan. Industri selaku lapangan usaha utama di Jabar yang pada triwulan II/2021 memiliki kontribusi 41,1 persen, mampu tumbuh 7,26 persen. Pertumbuhan pada lapangan usaha ini didorong oleh industri non migas.

Pasar luar negeri yang mulai membaik membuat ekspor non migas Jabar yang didominasi produk industri tumbuh tinggi. Selama Januari-Juni 2021, nilai ekspor non migas Jawa Barat mengalami pertumbuhan 29,64 persen dibanding priode yang sama tahun 2020 (y–to–d).

Lapangan usaha industri pada triwulan II/2021 memberikan andil 3,01 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar y-on-y, meskipun secara level nominal masih di bawah kondisi sebelum pandemi.

Pada sisi pengeluaran, secara year on year, komponen utama seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor tumbuh positif. PKRT mengalami pertumbuhan 5,63 persen, PMTB tumbuh 11,19 persen dan ekspor tumbuh 27,77 persen.

Ekspor ke luar negeri sendiri mengalami pertumbuhan sangat tinggi yaitu 39,81 persen. Dengan pertumbuhan seperti itu, ketiga komponen utama tersebut memberikan andil pertumbuhan masing- masing 3,42 persen, 2,52 persen dan 10,07 persen.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5547 seconds (0.1#10.140)