Periksa Nahkoda dan ABK KMP Yunicee, Polda Bali Usut Dugaan Kelalaian
loading...
A
A
A
DENPASAR - Musibah tenggelamnya KMP Yunicee di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, tengah dalam penyelidikan guna memastikan ada tidaknya unsur kelalaian yang menyebabkan tujuh orang tewas dan 18 lainnya hilang.
Baca juga: Terungkap, 19 Penumpang KMP Yunicee Tidak Tercantum di Manifes
"Sejauh ini sudah 12 orang diperiksa. Statusnya sebagai saksi" kata Direktur Polisi Air Polda Bali, Kombes Pol Toni Ariadi, Jumat (2/7/2021).
Baca juga: Pilu Aurel, Bocah 11 Tahun yang Kehilangan 5 Anggota Keluarganya di KMP Yunicee
Dia menjelaskan, saksi yang telah diperiksa terdiri nahkoda, anak buah kapal (ABK), agen dan operator kapal serta penumpang. Tidak menutup kemungkinan jumlahnya bertambah seiring perkembangan penyelidikan.
Menurutnya, dari penyelidikan akan terungkap penyebab tenggelamnya KMP Yunicee. "Apakah ada kelalaian atau faktor cuaca," imbuh Toni.
Sementara itu, BMKG menyebut, saat musibah, cuaca di selat Bali cerah berawan. Begitu juga tinggi gelombang dan kecepatan angin tergolong rendah.
Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto menjelaskan, tinggi gelombang saat itu antara 0,5 hingga 1,25 meter dan kecepatan angin 438 knot. "(Cuaca) ini tidak termasuk ekstrem," katanya.
Baca juga: Terungkap, 19 Penumpang KMP Yunicee Tidak Tercantum di Manifes
"Sejauh ini sudah 12 orang diperiksa. Statusnya sebagai saksi" kata Direktur Polisi Air Polda Bali, Kombes Pol Toni Ariadi, Jumat (2/7/2021).
Baca juga: Pilu Aurel, Bocah 11 Tahun yang Kehilangan 5 Anggota Keluarganya di KMP Yunicee
Dia menjelaskan, saksi yang telah diperiksa terdiri nahkoda, anak buah kapal (ABK), agen dan operator kapal serta penumpang. Tidak menutup kemungkinan jumlahnya bertambah seiring perkembangan penyelidikan.
Menurutnya, dari penyelidikan akan terungkap penyebab tenggelamnya KMP Yunicee. "Apakah ada kelalaian atau faktor cuaca," imbuh Toni.
Sementara itu, BMKG menyebut, saat musibah, cuaca di selat Bali cerah berawan. Begitu juga tinggi gelombang dan kecepatan angin tergolong rendah.
Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto menjelaskan, tinggi gelombang saat itu antara 0,5 hingga 1,25 meter dan kecepatan angin 438 knot. "(Cuaca) ini tidak termasuk ekstrem," katanya.
(shf)