Industri Nikel di Maluku Utara Pacu Pergerakan Ekonomi
loading...
A
A
A
HALMAHERA TENGAH - Investasi di Maluku Utara (Malut) terus meningkat. Malut termasuk salah satu dari empat provinsi di Indonesia yang tidak mengalami kontraksi ekonomi dampak dari pandemi COVID-19.
Baca juga: 22 Tahun Alot, Sofifi Bakal Dijadikan Kawasan Khusus Ibu Kota Maluku Utara
Meningkatnya investasi di Malut berkat keberadaan industri hilirisasi nikel di Halmahera yang membantu pergerakan ekonomi masyarakat di provinsi tersebut. Salah satu industri hilirisasi nikel di Malut adalah PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berada di Halmahera Tengah.
Baca juga: Agus Purwanto, Pria Kalem yang Hancurkan Rumah Mewah karena Dikhianati Istri
“Saya kira pertumbuhan ekonomi ini salah satu dari empat kota di Indonesia yang tidak tidak kontraksi. Pertumbuhan di sini 7 persen. Padahal secara nasional kita masih minus nol koma sekian persen. Artinya keberadaan pabrik ini memberikan manfaat buat daerah,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya ke PT IWIP, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Selasa (22/6/2021).
Luhut mengatakan, salah satu manfaat dari keberadaan PT IWIP terhadap perekonomian Malut adalah terbukanya lapangan kerja yang sangat luas. Saat ini saja, lanjutnya, sudah ada sekitar 23.000 pegawai dan akan terus bertambah ke depannya.
“Jadi, total pegawai akan mencapai 32.000 orang pada tahun 2024. Tapi kalau nanti pengembangan lagi sampai kepada turunan lithium baterai, saya kira jumlah pegawai itu akan bisa hampir dua kali lipat dari situ. Nah, akibatnya apa? Itu jumlah penduduk daerah ini kan cuma 70.000, jadi sampai anak-anak yang baru lahir pun tidak cukup untuk tenaga kerja di sini,” imbuhnya.
Menko Luhut menuturkan, pertumbuhan ekonomi di Malut semakin meningkat pada 2024, di mana saat itu Indonesia akan menjadi salah satu produsen lithium baterai terbesar di dunia.
“Di mana nanti pakai pakai hydropower sehingga pakai green energy, dan itu akan diminati oleh banyak negara terutama di Eropa yang mereka pada tahun 2030 sudah tinggal menggunakan 15% fosil energi. Jadi kita memainkan peran strategis ke depan,” sambungnya.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, Luhut juga berharap pembangunan politeknik di Halmahera Tengah yang didukung PT IWIP dapat berjalan lancar. Nantinya, keberadaan politeknik tersebut diharapkan membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat.
“Semua nanti di industri seperti ini ada Politeknik yang khusus untuk anak-anak di sekitar pabrik untuk dipersiapkan menjadi tenaga kerja terampil dan dapat bersaing di Kawasan Industri,” pungkasnya.
Baca juga: 22 Tahun Alot, Sofifi Bakal Dijadikan Kawasan Khusus Ibu Kota Maluku Utara
Meningkatnya investasi di Malut berkat keberadaan industri hilirisasi nikel di Halmahera yang membantu pergerakan ekonomi masyarakat di provinsi tersebut. Salah satu industri hilirisasi nikel di Malut adalah PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berada di Halmahera Tengah.
Baca juga: Agus Purwanto, Pria Kalem yang Hancurkan Rumah Mewah karena Dikhianati Istri
“Saya kira pertumbuhan ekonomi ini salah satu dari empat kota di Indonesia yang tidak tidak kontraksi. Pertumbuhan di sini 7 persen. Padahal secara nasional kita masih minus nol koma sekian persen. Artinya keberadaan pabrik ini memberikan manfaat buat daerah,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya ke PT IWIP, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Selasa (22/6/2021).
Luhut mengatakan, salah satu manfaat dari keberadaan PT IWIP terhadap perekonomian Malut adalah terbukanya lapangan kerja yang sangat luas. Saat ini saja, lanjutnya, sudah ada sekitar 23.000 pegawai dan akan terus bertambah ke depannya.
“Jadi, total pegawai akan mencapai 32.000 orang pada tahun 2024. Tapi kalau nanti pengembangan lagi sampai kepada turunan lithium baterai, saya kira jumlah pegawai itu akan bisa hampir dua kali lipat dari situ. Nah, akibatnya apa? Itu jumlah penduduk daerah ini kan cuma 70.000, jadi sampai anak-anak yang baru lahir pun tidak cukup untuk tenaga kerja di sini,” imbuhnya.
Menko Luhut menuturkan, pertumbuhan ekonomi di Malut semakin meningkat pada 2024, di mana saat itu Indonesia akan menjadi salah satu produsen lithium baterai terbesar di dunia.
“Di mana nanti pakai pakai hydropower sehingga pakai green energy, dan itu akan diminati oleh banyak negara terutama di Eropa yang mereka pada tahun 2030 sudah tinggal menggunakan 15% fosil energi. Jadi kita memainkan peran strategis ke depan,” sambungnya.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, Luhut juga berharap pembangunan politeknik di Halmahera Tengah yang didukung PT IWIP dapat berjalan lancar. Nantinya, keberadaan politeknik tersebut diharapkan membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat.
“Semua nanti di industri seperti ini ada Politeknik yang khusus untuk anak-anak di sekitar pabrik untuk dipersiapkan menjadi tenaga kerja terampil dan dapat bersaing di Kawasan Industri,” pungkasnya.
(shf)