Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia, Picu Gempa Tektonik M 5,2 di Aceh Jaya
loading...
A
A
A
BANDA ACEH - Wilayah Aceh Jaya, Provinsi Aceh, diguncang gempa tektonik bermagnitudo (M) 5,2. Gempa yang terjadi Senin (24/5/2021) pukul 22.05 WIB tersebut, dipicu oleh adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Hartanto menjelaskan, gempa bumi itu berkekuatan M 5,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,1. Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 4,37 Lintang Utara (LU) dan 95,35 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 39 kilometer arah Barat Daya Kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, pada kedalaman 54 kilometer.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas Subduksi lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun mendatar (Oblique Normal Fault),"jelas Hartanto, Senin (24/5/2021).
Hartanto menerangkan, guncangan gempa bumi itu dirasakan di daerah Aceh Jaya, III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu. Dirasakam di Banda Aceh, Naganraya II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Kemudian dirasakan di Sigli I-II atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi Tsunami," sebut Hartanto.
Hingga Pukul 23.20 WIB, sambung Hartanto, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (Aftershock). "Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa , dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," imbuh Hartanto.
Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Hartanto menjelaskan, gempa bumi itu berkekuatan M 5,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,1. Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 4,37 Lintang Utara (LU) dan 95,35 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 39 kilometer arah Barat Daya Kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, pada kedalaman 54 kilometer.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas Subduksi lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun mendatar (Oblique Normal Fault),"jelas Hartanto, Senin (24/5/2021).
Hartanto menerangkan, guncangan gempa bumi itu dirasakan di daerah Aceh Jaya, III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu. Dirasakam di Banda Aceh, Naganraya II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Kemudian dirasakan di Sigli I-II atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi Tsunami," sebut Hartanto.
Baca Juga
Hingga Pukul 23.20 WIB, sambung Hartanto, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (Aftershock). "Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa , dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," imbuh Hartanto.
(eyt)