Nekat Mudik dan Tak Taat Protokol Kesehatan, Bakal Diisolasi di Rumah Hantu

Senin, 26 April 2021 - 06:22 WIB
loading...
Nekat Mudik dan Tak Taat Protokol Kesehatan, Bakal Diisolasi di Rumah Hantu
Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menyediakan rumah hantu untuk pemudik yang bandel dan tidak mau menaati protokol kesehatan. Foto/iNews TV/Joko Piroso
A A A
SRAGEN - Rumah hantu disediakan Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, untuk isolasi bagi pemudik yang bandel dan tidak mau mentaati protokol kesehatan .



Penyediaan isolasi di rumah hantu ini sudah yang kedua kalinya, karena tahun kemarin juga dilakukan hal yang sama. Namun bagi pemudik yang mau menjalankan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing, maka pemerintah desa tidak akan mempermasalahkanya.



Kepala Desa Sepat, Mulyono menjelaskan, rumah hantu untuk pemudik yang bandel ini diberlakukan lagi, mengingat warga Desa Sepat banyak yang merantau, mereka banyak yang pulang lebih awal dari jadwal laranganmudik oleh pemerintah pusat, yakni dari 22 April-24 Mei.



"Meski banyak yang pulang lebih awal, namun pengawasan dari Satgas COVID-19 dari tingkat RW, hingga Satgas COVID-19 tingkat desa tetap diperketat. Jika mereka mengabaikan dan tetap bandel, maka mereka akan diisolasi di rumah hantu yang telah disediakan dari pemerintah desa selama dua minggu," tegasnya.

Mulyono menambahkan, meski para pemudik sudah mempunyai surat keterangan rapid antigen, namun Satgas COVID-19 Desa Sepat, tetap melakukan cek dan pemeriksaan. "Surat keterangan kesehatan itu dari daerah asal perantaunya, tapi ketika pulang di kampung halamanya belum tentu sehat, oleh karena itu wajib isolasi mandiri ," imbuhnya.



Satgas COVID-19 Desa Sepat, mulai dari tingkat RW hingga tingkat desa tetap memberlakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Bagi yang mambandel dan tetap ngeyel keluar rumah sebelum habis isolasi mandiri, ancamanya adalah diisolasi di rumah hantu .

Pengawasan bukan hanya dilakukan oleh Satgas COVID-19 saja. Kepala desa yang juga ketua Satgas COVID-19 ini, juga membentuk Satgas Jogo Tonggo dari tingkat RT hingga tingkat RW yang berjumlah sekitar 100 orang yang terdiri dari karang taruna dan warga. Satgas Jogo Tonggo ini akan mengawasi dan memantau pemudik yang jumlahnya diperkirakan ribuan orang.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2739 seconds (0.1#10.140)