Walhi Sebut 3 Wilayah di NTT Ini Paling Banyak Timbulkan Korban Jiwa
loading...
A
A
A
KUPANG - Hujan deras disertai petir dan angin kencang, melanda sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari jumlah korban jiwa, paling tinggi berada di tiga wilayah, yakni Adonara, Flotim dan Lembata.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTT Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi mengatakan, ketiga wilayah itu paling parah terkena banjir bandang dan longsor berdasarkan jumlah korban jiwanya.
"Sementara daerah Adonara, Flotim dan Lembata yang terparah dari segi korban jiwa. Sedangkan untuk luasan dampak itu Malaka dan Sumba Timur, karena meliputi banyak kecamatan," katanya, kepada Sindonews, Senin (5/4/2021).
Dilanjutkan dia, penyebab parahnya ketiga kawasan itu dikarenakan tingkat kepadatannya yang melebihi wilayah lain di NTT. Ditambah, terjadinya kerusakan lingkungan yang ada di wilayah hulu.
"Karena padat penduduk dan di kawasan dekat sungai, serta adanya kerusakan lingkungan di wilayah hulu," jelasnya.
Berdasarkan sementara yang berhasil dihimpun Walhi, di Flores Timur atau Flotim, korban jiwa mencapai 29 orang.
Sedang sebanyak 42 orang lainnya masih hilang terbawa derasnya banjir. Sementara 9 orang lainnya terluka.
Baca juga: Badai Besar Masih Menghantam NTT, Setop Bahas Kawinan Artis
Sementara di wilayah Lombelen, Lembata, Manggarai Barat, jumlah korban tewas sementara tercatat ada sekitar 21 orang.
Sedangkan 65 orang lainnya dikabarkan masih hilang terbawa derasnya banjir. Sementara 2 orang lainnya terluka.
Baca juga: Badai Hebat Terpa NTT, Marion Jola Tidak Bisa Tidur
"Masih banyak daerah yang evakuasi mandiri. Kalau kerugian material, digabung dengan kerusakan infrastruktur seperti bendungan dan jembatan, serta fasilitas publik lainnya, maka akan sampai triliun rupiah mas," pungkasnya.
Dari jumlah korban jiwa, paling tinggi berada di tiga wilayah, yakni Adonara, Flotim dan Lembata.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTT Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi mengatakan, ketiga wilayah itu paling parah terkena banjir bandang dan longsor berdasarkan jumlah korban jiwanya.
"Sementara daerah Adonara, Flotim dan Lembata yang terparah dari segi korban jiwa. Sedangkan untuk luasan dampak itu Malaka dan Sumba Timur, karena meliputi banyak kecamatan," katanya, kepada Sindonews, Senin (5/4/2021).
Dilanjutkan dia, penyebab parahnya ketiga kawasan itu dikarenakan tingkat kepadatannya yang melebihi wilayah lain di NTT. Ditambah, terjadinya kerusakan lingkungan yang ada di wilayah hulu.
"Karena padat penduduk dan di kawasan dekat sungai, serta adanya kerusakan lingkungan di wilayah hulu," jelasnya.
Berdasarkan sementara yang berhasil dihimpun Walhi, di Flores Timur atau Flotim, korban jiwa mencapai 29 orang.
Sedang sebanyak 42 orang lainnya masih hilang terbawa derasnya banjir. Sementara 9 orang lainnya terluka.
Baca juga: Badai Besar Masih Menghantam NTT, Setop Bahas Kawinan Artis
Sementara di wilayah Lombelen, Lembata, Manggarai Barat, jumlah korban tewas sementara tercatat ada sekitar 21 orang.
Sedangkan 65 orang lainnya dikabarkan masih hilang terbawa derasnya banjir. Sementara 2 orang lainnya terluka.
Baca juga: Badai Hebat Terpa NTT, Marion Jola Tidak Bisa Tidur
"Masih banyak daerah yang evakuasi mandiri. Kalau kerugian material, digabung dengan kerusakan infrastruktur seperti bendungan dan jembatan, serta fasilitas publik lainnya, maka akan sampai triliun rupiah mas," pungkasnya.
(boy)