Perubahan Iklim Mengancam Keberadaan Tempat Bersejarah di Inggris

Jum'at, 05 Maret 2021 - 16:30 WIB
loading...
Perubahan Iklim Mengancam Keberadaan Tempat Bersejarah di Inggris
Tebing kapur di Birling Gap, Inggris sedang terkikis. Foto/National Trust
A A A
LONDON - Peta tersebut melukiskan "gambaran nyata", yang akan membantu merencanakan intervensi untuk menyelamatkan alam dari dampak perubahan iklim . Data tersebut didasarkan pada "skenario kasus terburuk" di mana emisi gas kaca yang memerangkap panas terus berlanjut dan merusak lokasi tersebut secara perlahan.

Wilayah-wilayah yang menghadapi ancaman tingkat tinggi dari hal-hal seperti panas ekstrem atau banjir dapat meningkat dari 5% menjadi 17% selama 40 tahun ke depan. (Baca: Arus Besar Laut Samudera Atlantik Berubah, Bumi Dalam Bahaya)

Peta tersebut akan digunakan untuk membantu menentukan lokasi restorasi rawa gambut untuk mengatasi banjir atau penanaman pohon guna memberikan keteduhan di daerah yang kemungkinan mengalami suhu tinggi.

"Sementara datanya mengacu pada skenario terburuk, peta itu melukiskan gambaran gamblang tentang apa yang harus kita persiapkan," kata direktur National Trust untuk tanah dan alam Harry Bowell seperti dikutip BBC News .

Ancaman di masa depan termasuk lebih banyak tanah longsor di situs pantai seperti Giant's Causeway di Irlandia Utara, kerusakan akibat badai dan banjir pada bangunan bersejarah, dan panas tinggi serta kelembapan di rumah-rumah megah seperti Ham House di London.

Peta tersebut menggunakan data dari sejumlah sumber dan memplotnya dalam kisi-kisi heksagonal di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara, tempat National Trust beroperasi. (Baca juga: Naskah Kuno Berusia Ribuan Tahun Ungkap Cara Orang Mesir Melakukan Mumifikasi)

Seorang juru bicara Komite Perubahan Iklim independen, yang juga penasihat pemerintah, mengatakan, peta ini akan mendukung penelitian dan analisis dalam kerentanan dan keterpaparan beberapa situs warisan paling penting dan sensitif bangsa terhadap perubahan iklim di masa depan.

Peta tersebut dirilis delapan bulan sebelum KTT iklim utama di Glasgow di mana para pemimpin dunia akan bertemu untuk merumuskan rencana global tentang cara mengatasi krisis iklim.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1103 seconds (0.1#10.140)