Begini Cerita ABK KM Lambelu yang Dikarantina di Atas Kapal
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Anak Buah Kapal (ABK) KM Lambelu yang positif Coronavirus Disease (Covid-19) terus meningkat signifikan. Hingga hari ini sudah ada 92 orang positif terinfeksi virus asal Wuhan tersebut.
Salah satu ABK KM Lambelu yang dikonfirmasi SINDOnews menceritakan kondisi di atas kapal yang berada di zona karantina di Pelabuhan Soekarno-Hatta tersebut.
Meski masih negatif berdasarkan hasil pemeriksaan Swab, namun ia ragu bisa tetap mempertahankan status tersebut, karena di atas kapal masih berbaur dengan pasien yang sudah dinyatakan positif.
"Kalau seperti ini terus, kita tinggal tunggu waktu saja jadi positif juga. Kalau ada pembagian makanan kita dipanggil, tidak dipisahkan," kata ABK KM Lambelu yang enggan disebutkan namanya ini.
Selain itu, kata dia, pasein yang dinyatakan positif Covid-19 juga masih selalu keluar jalan di atas kapal dan tidak tinggal di tempat isolasinya.
"Apalagi kamar juga tidak cukup untuk isolasi. Sekarang jumlahnya ada 92 orang positif. Ada yang punya gejala juga ada yang tanpa gejala," katanya.
Meski demikian, dia mengaku seluruh yang ada di atas kapal tetap disuruh giat berolahraga, dan menjaga imun.
"Jadwalnya itu pagi dan sore untuk olahraga. Kita pasien yang negatif juga sebenarnya butuh vitamin, supaya imun bisa tetap terjaga," tukasnya.
Ia menceritakan awal mula terjadinya kasus positif Covid-19 di KM Lambelu. ABK yang berusia 37 tahun ini mengatakan, itu bermula saat memuat penumpang dari Ijtima Dunia zona Asia dari Kabupaten Gowa.
Mereka lalu turun di Nunukan, setelah itu didapatkan kabar ada yang positif Covid-19. Setelah itu kapal ditolak bersandar di Bau-bau.
"Sekitar 21 jam kami terapung di atas, bahkan sempat ada ABK yang melompat. Itu bukan karena takut Corona, tapi bentuk protes ke pemerintah di sana," ungkapnya.
Setelah itu, Maumere juga sempat ditolak namun dilakukan Rapid test. Hasilnya ada 3 orang dinyatakan positif, sehingga tidak lagi memuat penumpang.
Setelah itu baru KM Lambelu ke Makassar. Dites awalnya ada 24 orang, sekarang kasus positif terus bertambah.
"Harapan kita kalau bisa, pemenuhan vitamin yang masih negatif ini. Juga penegasan pemisahan pesien di atas kapal, karena tidak bisa juga kita diturunkan," pungkasnya.
Salah satu ABK KM Lambelu yang dikonfirmasi SINDOnews menceritakan kondisi di atas kapal yang berada di zona karantina di Pelabuhan Soekarno-Hatta tersebut.
Meski masih negatif berdasarkan hasil pemeriksaan Swab, namun ia ragu bisa tetap mempertahankan status tersebut, karena di atas kapal masih berbaur dengan pasien yang sudah dinyatakan positif.
"Kalau seperti ini terus, kita tinggal tunggu waktu saja jadi positif juga. Kalau ada pembagian makanan kita dipanggil, tidak dipisahkan," kata ABK KM Lambelu yang enggan disebutkan namanya ini.
Selain itu, kata dia, pasein yang dinyatakan positif Covid-19 juga masih selalu keluar jalan di atas kapal dan tidak tinggal di tempat isolasinya.
"Apalagi kamar juga tidak cukup untuk isolasi. Sekarang jumlahnya ada 92 orang positif. Ada yang punya gejala juga ada yang tanpa gejala," katanya.
Meski demikian, dia mengaku seluruh yang ada di atas kapal tetap disuruh giat berolahraga, dan menjaga imun.
"Jadwalnya itu pagi dan sore untuk olahraga. Kita pasien yang negatif juga sebenarnya butuh vitamin, supaya imun bisa tetap terjaga," tukasnya.
Ia menceritakan awal mula terjadinya kasus positif Covid-19 di KM Lambelu. ABK yang berusia 37 tahun ini mengatakan, itu bermula saat memuat penumpang dari Ijtima Dunia zona Asia dari Kabupaten Gowa.
Mereka lalu turun di Nunukan, setelah itu didapatkan kabar ada yang positif Covid-19. Setelah itu kapal ditolak bersandar di Bau-bau.
"Sekitar 21 jam kami terapung di atas, bahkan sempat ada ABK yang melompat. Itu bukan karena takut Corona, tapi bentuk protes ke pemerintah di sana," ungkapnya.
Setelah itu, Maumere juga sempat ditolak namun dilakukan Rapid test. Hasilnya ada 3 orang dinyatakan positif, sehingga tidak lagi memuat penumpang.
Setelah itu baru KM Lambelu ke Makassar. Dites awalnya ada 24 orang, sekarang kasus positif terus bertambah.
"Harapan kita kalau bisa, pemenuhan vitamin yang masih negatif ini. Juga penegasan pemisahan pesien di atas kapal, karena tidak bisa juga kita diturunkan," pungkasnya.
(thm)