Kisah Kejayaan Majapahit dan Mitos-mitos Misterius yang Menyelubunginya

Jum'at, 26 Februari 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
"Malam berikutnya, memang terjadi kabut di gudang penyimpanan dan terjadi pencurian. Sejumlah koin emas hilang. Kejadian itu berulang hingga dua kali. Saat kali kedua inilah penjaga sempat memergoki dan mengejar pencurinya. Saat dikejar, ternyata pencuri itu masuk ke dalam keraton ," imbuhnya.

Kondisi kedaton pun begitu ramai kala itu. Patih Gajah Nggon kala itu ikut serta mengepung kedaton, dimana lokasi itu merupakan tempat peristirahatan Prabu Hayam Wuruk. Gajah Nggon kemudian masuk ke dalam kedaton. Sementara prajurit terus berjaga di luar menunggu aba-aba sang patih.

Baca Juga: Mengintip Petilasan Ken Dedes, Ibu Para Raja Nusantara

"Saat dicek Gajah Nggon , ternyata di dalam Kedaton hanya ada Prabu Hayam Wuruk. Tidak ada pencuri. Selang dua tahun kemudian tepatnya 1389, Prabu Hayam Wuruk mangkat. Sejak itu, kabut putih selalu menyelimuti ibu kota kerajaan sampai saat ini. Mitosnya kabut itu adalah cara Hayam Wuruk melindungi Majapahit," terangnya.

Di wilayah Trowulan, terdapat peninggalan Majapahit , yang sangat dinekal. Yakni, Candi Bajang Ratu. Situs berupa bangunan struktur batu bata ini diyakini merupakan salah satu gerbang kecil di area Kerajaan Majapahit. Bentuk bangunannya berupa gapura beratap mirip dengan bentuk Candi Penataran di Blitar.

Situs Candi Bajang Ratu berdiri kokoh di Desa Temon, Kecamatan Trowulan . Diperkirakan, didirikan pada pertengahan abad ke-13. Beberapa versi menyebutkan, Bajang Ratu diartikan sebagai raja yang gagal. Bajang berarti batal atau bisa juga diartikan kecil atau kerdil. Sementara Ratu berarti raja.



"Candi tersebut dibangun sebagai penghormatan kepada Raja Jayanegara atau yang memiliki nama kecil Kalagemet. Konon, karena Jayanegara ini memerintah dalam kurun waktu yang cukup singkat, sejak tahun 1309-1328," kata Sejarahwan Muda Mojokerto, Ayuhannafiq.

Tak heran, jika Candi Bajang Ratu memiliki mitos yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat sekitar. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, ada pantangan yang tak boleh dilanggar saat mengunjungi Candi Bajang Ratu. Yakni larangan melintas tepat dari arah depan candi hingga ke belakang.

Konon, para pejabat yang datang ke lokasi tersebut, diminta untuk memutar melewati sisi kiri atau kanan bangunan candi. Jika pantangan itu dilanggar, maka kursi jabatan yang diembannya akan bergeser. Bahkan hingga pejabat tersebut tak lama akan kehilangan jabatannya tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)