Polisi Sulit Identifikasi Pelaku Pembakaran Pos Beratribut Paslon di Makassar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Jajaran Kepolisian masih terkendala mengidentifikasi pelaku pembakaran pos beratribut salah satu pasangan calon (paslon) di Pilwalkot Makassar yang terletak di Jalan Maipa Kecamatan Ujung Pandang, Selasa, (10/11/2020) lalu.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Agus khaerul mengatakan, dugaan awal pos yang terpajang spanduk paslon nomor urut 1, Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) sengaja dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK).
Untuk mengungkap dalang di balik pembakaran pos kata Agus pihaknya bekerjasama dengan Resmob Polda Sulsel.
Namun beberapa alat bukti masih diperlukan guna mengungkap pelaku yang ditaksir berjumlah enam orang. Kendala lain kata Agus adalah saksi, orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara.
"CCTV masih kita analisa, karena belum semuanya diambil (CCTV), banyak yang tidak mau serahkan di sekitar lokasi. Saksi-saksi sudah delapan, itu juga kendala karena saksi hanya muncul setelah kejadian (sudah terbakar), jadi mereka tidak tahu," kata Agus kepada Sindonews, Jumat (13/11/2020).
Sebelumnya Kapolsek Ujung Pandang AKP Bagas Sancoyoning Aji mengaku sempat ada dua orang pria yang dicurigai bagian dari pembakar. Namun setelah diinterogasi mereka berhenti di depan TKP karena melihat kerumunan warga.
“Inisial Sf dan Aj. Mereka ini habis pulang dari minum-minum di sekitar Metro Tanjung Bunga, melintas di dekat lokasi. Melihat api mereka berhenti. Tapi mau dipukul sama warga, kaburlah mereka. Motornya kami sita, tapi sejauh pemeriksaan mereka bukan pelaku pembakaran,” papar dia.
Dugaan pembakaran diperkuat dengan ditemukannya dua botol diyakini sebagai bekas bom molotov. Sisa-sisa bekas kebakaran juga tengah diteliti Tim Inafis Polrestabes Makassar.
Di sisi lain, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus enggan berspekulasi terkait rumor yang beredar, bahwa kejadian perusakan berhubungan dengan isu politik. “Kalau unsur politik, kita belum bisa pastikan. Karena pelaku masih dalam pengejaran,” kata Supriady.
Dia meminta masyarakat agar tetap menjaga situasi kontestasi politik di Makassar dengan tidak terpancing aksi-aksi anarkistis.
”Tetap percayakan kepada kepolisian . Jangan mengambil tindakan yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri,” imbuh Supriyadi.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Agus khaerul mengatakan, dugaan awal pos yang terpajang spanduk paslon nomor urut 1, Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) sengaja dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK).
Untuk mengungkap dalang di balik pembakaran pos kata Agus pihaknya bekerjasama dengan Resmob Polda Sulsel.
Namun beberapa alat bukti masih diperlukan guna mengungkap pelaku yang ditaksir berjumlah enam orang. Kendala lain kata Agus adalah saksi, orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara.
"CCTV masih kita analisa, karena belum semuanya diambil (CCTV), banyak yang tidak mau serahkan di sekitar lokasi. Saksi-saksi sudah delapan, itu juga kendala karena saksi hanya muncul setelah kejadian (sudah terbakar), jadi mereka tidak tahu," kata Agus kepada Sindonews, Jumat (13/11/2020).
Sebelumnya Kapolsek Ujung Pandang AKP Bagas Sancoyoning Aji mengaku sempat ada dua orang pria yang dicurigai bagian dari pembakar. Namun setelah diinterogasi mereka berhenti di depan TKP karena melihat kerumunan warga.
“Inisial Sf dan Aj. Mereka ini habis pulang dari minum-minum di sekitar Metro Tanjung Bunga, melintas di dekat lokasi. Melihat api mereka berhenti. Tapi mau dipukul sama warga, kaburlah mereka. Motornya kami sita, tapi sejauh pemeriksaan mereka bukan pelaku pembakaran,” papar dia.
Dugaan pembakaran diperkuat dengan ditemukannya dua botol diyakini sebagai bekas bom molotov. Sisa-sisa bekas kebakaran juga tengah diteliti Tim Inafis Polrestabes Makassar.
Di sisi lain, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus enggan berspekulasi terkait rumor yang beredar, bahwa kejadian perusakan berhubungan dengan isu politik. “Kalau unsur politik, kita belum bisa pastikan. Karena pelaku masih dalam pengejaran,” kata Supriady.
Dia meminta masyarakat agar tetap menjaga situasi kontestasi politik di Makassar dengan tidak terpancing aksi-aksi anarkistis.
”Tetap percayakan kepada kepolisian . Jangan mengambil tindakan yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri,” imbuh Supriyadi.
(agn)