Jabar Terima 100.000 Flocked Swab HS-19 Karya Universitas Indonesia

Senin, 26 Oktober 2020 - 10:20 WIB
loading...
Jabar Terima 100.000...
Flocked swab H-19 hasil karya UI yang bakal diterima Pemprov Jabar. Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerima 100.000 flocked swab HS-19 hasil karya Universitas Indonesia (UI) untuk menunjang percepatan uji usap ( swab test ) dalam mendeteksi virus COVID-19.

Flocked swab HS-19 merupakan alat bantu untuk uji usap untuk mengambil cairan hidung tenggorok. Bentuknya seperti korek kuping, tapi dengan ukuran lebih panjang. Dari cairan yang diambil itulah petugas laboratorium bisa mendeteksi virus COVID-19 melalui metode polymerase chain reaction (PCR). (Baca: Rapid Test dan Swab Test Efektif Percepat Penanganan Corona)

Dalam keterangan resminya, Senin (26/10/2020), Ketua Divisi Kerja Sama, Logistik, Bantuan Sosial (KLBS) Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, Arifin M Soendjaya mengatakan, pihaknya akan mengambil flocked swab tersebut hari ini untuk kemudian didistribusikan ke rumah sakit (RS) dan puskesmas di kabupaten/kota di Jabar.

Menurut Arifin, dengan hadirnya tambahan floacked swab, pelaksanaan tes PCR untuk mendeteksi COVID-19 akan lebih cepat, sehingga memudahkan pemetaan penyebaran virus maupun penanganan pasien COVID-19 di Jabar.

"Kepastian hasil swab menentukan langkah selanjutnya dalam penatalaksanaan klinis. Semakin cepat tata kelola klinisnya, maka akan semakin cepat tracing, sehingga mencegah penyebaran COVID-19, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian," papar Arifin.

Pihaknya mengapresiasi bantuan tersebut karena alat ini murni merupakan karya inovatif anak negeri dimana kandungan komponen flocked swab ini hampir 100 persen produk lokal Indonesia. Hal ini pun sesuai dengan lima prinsip penanggulangan COVID-19 di Jabar, yakni proaktif, ilmiah, transparan, inovatif, dan kolaboratif.

Divisi KLBS sendiri, kata Arifin, membawahi Sub Divisi Kerja Sama yang memiliki delapan kemitraan, di antaranya terkait pengadaan dan penyaluran bantuan pangan non tunai, pemanfaatan teknologi untuk penanganan COVID-19 . "Tiga jenis kerja sama lainnya sedang dalam tahap penjajakan," sebutnya.

Arifin juga mengatakan, bantuan dari UI ini sejalan dengan semangat Jabar dalam perang melawan COVID-19, yakni mengutamakan kemandirian dan menghargai upaya-upaya sendiri tanpa mengandalkan bantuan pihak luar negeri.

"Pemda Provinsi Jabar bangga ada universitas di Depok, Jabar berhasil memproduksi alat medis yang penting. Flocked swab buatan dalam negeri berangkat dari kelangkaan alat ini dalam upaya 3T (tracing, testing, treatment)," katanya. (Baca: Jangan Timbulkan Ketakutan, Yakinkan Anak Pandemi COVID-19 Pasti Berlalu)

Untuk diketahui, World Health Organization (WHO) merekomendasikan semua negara melakukan 3T dengan metode PCR karena hasilnya lebih akurat dibandingkan rapid test (RDT). Jabar pun kini sudah mulai meninggalkan rapid test dan intens dengan uji usap.

Mengacu pada data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar, Sabtu (24/10/2020), kapasitas uji usap Jabar mencapai 514.638 sementara RDT 363.033. Uji usap yang telah dilakukan Jabar juga telah melebihi standar WHO yakni 1 persen dari populasi Jabar yang mencapai hampir 50 juta jiwa.

Dalam memproduksi alat ini, UI membentuk konsorsium yang terdiri dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI) dan peneliti dari Fakultas Kedokteran UI (FKUI). (Baca: Anak-Anak dari Segala Usia Bisa Tertular COVID-19)

Beberapa mitra industri UI juga berpartisipasi seperti Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri TbK, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Ingress Malindo Ventures, PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Sri Tita Medika, PT Langgeng Jaya Fiberindo, dan PT Indachi Prima.

Flocked swab HS-19 pertama dibuat Mei 2020 dan terus mengalami penyempurnaan baik dari sisi produksi dan proses kerja. Flocked swab made in Indonesia HS-19 ini telah diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian dari Laboratorium Mikrobiologi FKUI, untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien.

"FTUI juga telah menyiapkan berbagai sarana pendukung yang berada di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL) untuk mempercepat proses purwarupa dan pengujian produk swab stick untuk komersialisasi,” kata Dekan FTUI, Dr Hendri.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1495 seconds (0.1#10.140)