Tiga Mahasiswa UNY Olah Daun Ketapang Jadi Obat Penyembuh Luka

Senin, 30 Maret 2020 - 15:33 WIB
Tiga Mahasiswa UNY Olah Daun Ketapang Jadi Obat Penyembuh Luka
Tiga Mahasiswa UNY Olah Daun Ketapang Jadi Obat Penyembuh Luka
A A A
YOGYAKARTA - Tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil mengolah daun ketapang menjadi salep herbal untuk obat luka yang dinamai Satapa. Dengan salep ini, luka lebih cepat sembuh dan antiperadangan (inflamasi), serta ramah lingkungan.

Ketiga mahasiswa UNY adalah Asmi Aris Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA), Miya Kurniawati Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (FKO) Fakultas Ilmu Keolahrgaan (FIK), dan Jefri Eko Cahyono Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS).

Asmi Aris mengatakan, luka pada kulit baik karena sayatan atau tergores benda yang tajam menyebabkan kerusakan kontinuitas jaringan kulit dari normal menjadi tidak normal. Untuk mempercepat penyembuhan dan mengatasi luka tersebut, di antaranya dengan mengunakan senyawa antiinflmasi (peradangan).

“Berawal dari kasus ini kami kemudian melakukan penelitian pada tumbuhan untuk obat herbal, di antaranya duan ketapang,” kata Asmi, Senin (30/3/2020).

Asmi menjelaskan, penelitian pada daun ketapang ini bukan tanpa alasan. Sebab tumbuhan ketapang (Terminalia Catappa) merupakan tumbuhan berpembuluh yang memiliki kandungan senyawa obat seperti tannin, flavonoid, alkaloid, titerpenoid atau steroid dan saponin.

Di mana tannin dapat digunakan sebagai antibakteri dalam luka karena dalam tannin terdapat senyawa gugus fenol. “Gugus fenol dalam tannin memiliki sifat alkohol yang berperan sebagai antiseptik,” paparnya.

Jefri Eko Cahyono menambahkan pembuatan salep herbal luka daun ketapang ini, diawali dengan pembuat ekstrak daun ketapang dengan cara maserasi. Serbuk yang telah halus direndam dalam pelarut etanol 70 % selama lima hari.

Setelah itu dipisahkan debris I dan filtrat I dengan menggunakan kertas saring. Dari hasil tersebut kemudian debris I direndam kembali menggunakan etanol 70 % selama dua hari dengan sesekali diaduk.

Kemudian debris II dan filtrat II dipisahkan menggunakan kertas saring. Dari hasil tersebut, kemudian debris II direndam kembali menggunakan etanol 70 % selama 1 hari dengan sesekali diaduk. Setelah 1 hari debris III dan filtrat III dipisahkan menggunakan kertas saring.

Filtrat I, filtrat II, dan filtrat III digabungkan dan disaring kembali untuk memastikan tidak ada ampas (debris) yang terikut dan untuk memperoleh total maserat daun ketapang.

Kemudian dievaporasi dengan menggunakan alat vakum evaporator dengan suhu 60oC sehingga diperoleh ekstrak hampir kental dan dilanjutkan dengan menggunakan waterbath dengan suhu 60oC hingga diperoleh ekstrak kental. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan daun ketapang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.

“Salep antiinflamasi daun ketapang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien untuk menyembuhan luka insisi dan menjadi solusi permasalahan pada pasien untuk menyembuhkan luka insisi yang diharapkan dapat berdaya saing global,” harapnya.

(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5415 seconds (0.1#10.140)