Tes Corona Disuruh Bayar Tanpa Nota, Pasien Keluhkan Layanan RSUD Cirebon

Minggu, 22 Maret 2020 - 01:43 WIB
Tes Corona Disuruh Bayar Tanpa Nota, Pasien Keluhkan Layanan RSUD Cirebon
Tes Corona Disuruh Bayar Tanpa Nota, Pasien Keluhkan Layanan RSUD Cirebon
A A A
CIREBON - Merebaknya wabah virus Corona (Covid-19) dimanfaatkan sejumlah oknum rumah sakit. Salah seorang warga bernama Putri, mengeluhkan pelayanan di RSUD Gunung Jati, Cirebon. Pasalnya, Putri dipaksa untuk membayar biaya cek Covid 19 tanpa disertai dengan nota.

“Awalnya kata petugas depan gratis, pas sudah diperiksa suruh bayar,” kata Putri, salah satu pasien, Sabtu (21/3/2020).

Padahal, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menegaskan tidak ada pungutan biaya bagi masyarakat yang melakukan pengecekan virus Corona. Putri mengaku berinisiatif mengecek kesehatan setelah teman satu kantornya dinyatakan positif Covid 19 setelah mengecek di hari ini, kemarin. Putri menduga temannya terjangkit virus dari almarhum suaminya yang meninggal seusai menjalani perawatan Corona di salah rumah sakit di Jakarta.

Karena itu, dirinya memutuskan untuk mencoba melaporkan diri ke RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon. Setelah berkomunikasi dengan dokter jaga, dirinya kemudian diminta isolasi dan menaikkan statusnya menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Di sinilah Putri mengaku diminta membayar oleh seorang perawat. “Katanya harus membayar, saat diminta nota pembayaran, katanya tidak ada,” jelas Putri.

Selain itu, Putri kemudian tersandra oleh perawat dan petugas keamanan yang kemudian melarang dirinya untuk pulang. Mereka kemudian memaksa Putri mengikuti prosedur penanganan Covid-19. “Ini kan dilematis, saya suruh bayar tanpa nota dan harus ngikuti prosedur,” ucapnya.

Dengan alasan menyelamatan 300.000 penduduk Cirebon dan tak ingin menyebarkan virus Corona. Putri kemudian memilih mengikuti prosedur dan bersiap membayarnya. “Ini masih tes,” ucapnya.

Tak sampai di situ, ruang isolasi yang ditawarkan pun jauh dari manusiawi. Selain ditempatkan dalam ruangan pekat dan gelap. Kondisi kamar juga bau dan dipenuhi sarang laba laba. “Mereka memaksa saya untuk di sini. Bukannya sembuh malah tambah sakit,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Humas Gunung Jati, Agus saat dikonfirmasi belum memberikan komentarnya terhadap kasus ini. meski telah dihubungi melalui saluran telepon dan sms, namun agus belum juga menjawab.

Menanggapi ini, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menjelaskan harus ada sanksi tegas terhadap RSUD Gunung Djati. “Apa yang terjadi bisa membuat masyarakat yang terindikasi Corona pada kabur dan ini jauh lebih berbahaya,” ucapnya.

Terhadap ini, Tulus akan membawa hal ini saat rapat dengan Kemenkes dan Posko Corona. Tulus tak membenarkan bila pembayaran saat tes Corona. “Biaya tes Covid kan gratis, ini kan bencana. Masa suruh bayar,” tutupnya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9159 seconds (0.1#10.140)