Kudeta Absyalum di Kerajaan Daud, Allah Kembalikan ke yang Berhak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nabi Daud selalu mengajak putranya, Nabi Sulaiman, dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat.
Dia sengaja membawa Sulaiman untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan kelak. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.
Rupanya, itulah yang membuat saudara-saudara Sulaiman iri. Absyalum, salah satunya. Kakak Nabi Sulaiman ini tidak rela dirinya dilangkahi oleh adiknya. Dia beranggapan bahwa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota. Selain lebih tua dalam usia, Absyalum merasa lebih kuat.
Diam-diam Absyalum menyusun pemberontakan. Jauh-jauh hari ia berusaha mencuri hati rakyat Israil. Ia menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka, menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Tak jarang ia berdiri di depan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja. Ia tangani sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa memiliki pengaruh yang kuat di kalangan rakyat Bani Israil, Absyalum memutuskan untuk kudeta. Ia sebarkan mata-mata ke seluruh pelosok negeri untuk menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra’il menggantikan Daud. Mereka menuntut Daud turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara. Keamanan tidak terkendali. Perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parah keadaan. Akhirnya Nabi Daud mengambil keputusan meninggalkan istana, untuk menghindari pertumpahan darah. Bersama pengikutnya ia menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun.
Begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum ke kota diiringi oleh para pengikutnya. Ia mengambil alih tahta. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan putranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat, akhirnya Daud mengambil keputusan mengadakan kontra aksi terhadap puteranya. Maka dikirimkanlah tentara yang masih setia ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra’il dari tangan Absyalum.
Beliau berpesan kepada komandan pasukannya, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu. Beliau juga meminta agar Absyalum tidak dibunuh. Akan tetapi takdir telah menentukan lain. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra’il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut. Sellanjutnya, Sulaiman menggantikannya.
Mukjizat Nabi Daud
Allah telah memberikan kerajaan, hikmah, dan mengajarkan apa yang Dia kehendaki. Allah memberinya Nubuwah dan kerajaan sehingga Daud menjadi raja sekaligus Nabi.
Hamid Ahmad Ath-Thahir, dalam kitab berjudul Sahih Qasash Al-Quran menyebutkan Allah juga memberinya suara merdu, mengajarkan kepadanya cara membuat baju perang, memberinya suara yang ketika terdengar oleh gunung, mereka segera tunduk pada perintah Rabb dan bertasbih bersama Daud. Bahkan burung-burung yang tidak lain adalah makhluk yang paling lembut hatinya, turut bertasbih bersama Daud. Sehingga seluruh alam raya ikut bertasbih bersama Daud dengan bahasa mereka.
Nabi Daud adalah sosok pemberani yang tekadnya dikuatkan iman dalam dirinya ketika Bani Israil diam terpaku untuk memerangi Jalut. Wujud Jalut sedikit pun tidak menciutkan nyali Daud. Dia justru keluar barisan untuk menghampirinya, sampai akhirnya berhasil membunuhnya.
Daud adalah umat tersendiri dengan keberaian dan kekuatan yang ia miliki. Ini tidak lain disebabkan oleh keimanan di dalam dirinya. Nabi Daud adalah contoh bagi raja yang enggan makan selain dari hasil pekerjaan tangannya sendiri.
Seperti disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya makanan yang paling baik yang dimakan seseorang adalah dari hasil kerjanya. Dan, Nabi Daud memakan dari hasil kerja tangannya.”
Allah memberikan Nabi Daud ketrampilan yang tidak dikuasai oleh seorang pun di masanya, sehingga ketrampilan ini menjadi mukjizat baginya. Inilah yang diungkapkan Al-Quran melalui firman Allah: Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya. (QS. Saba' ayat 10)
(yaitu) Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya aku melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Saba' ayat 11).
Besi merupakan benda yang memiliki kekuatan hebat. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS Al-Hadid: 25)
Melalui ayat ini bisa memberi petunjuk bahwa umat manusia hingga masa Daud tersebut belum tahu dengan baik bagaimana besi bisa dilunakkan hingga Allah melunakkan besi itu untuk Daud untuk digunakan bahan membuat baju besi yang dikenakan pasukan di medan peperangan sebagai pelindung dari tikaman tombak dan tebasan pedang. Inilah yang diungkapkan Al-Quran melalui firman Allah. "Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Dia sengaja membawa Sulaiman untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan kelak. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.
Rupanya, itulah yang membuat saudara-saudara Sulaiman iri. Absyalum, salah satunya. Kakak Nabi Sulaiman ini tidak rela dirinya dilangkahi oleh adiknya. Dia beranggapan bahwa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota. Selain lebih tua dalam usia, Absyalum merasa lebih kuat.
Diam-diam Absyalum menyusun pemberontakan. Jauh-jauh hari ia berusaha mencuri hati rakyat Israil. Ia menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka, menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Tak jarang ia berdiri di depan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja. Ia tangani sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa memiliki pengaruh yang kuat di kalangan rakyat Bani Israil, Absyalum memutuskan untuk kudeta. Ia sebarkan mata-mata ke seluruh pelosok negeri untuk menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra’il menggantikan Daud. Mereka menuntut Daud turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara. Keamanan tidak terkendali. Perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parah keadaan. Akhirnya Nabi Daud mengambil keputusan meninggalkan istana, untuk menghindari pertumpahan darah. Bersama pengikutnya ia menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun.
Begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum ke kota diiringi oleh para pengikutnya. Ia mengambil alih tahta. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan putranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat, akhirnya Daud mengambil keputusan mengadakan kontra aksi terhadap puteranya. Maka dikirimkanlah tentara yang masih setia ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra’il dari tangan Absyalum.
Beliau berpesan kepada komandan pasukannya, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu. Beliau juga meminta agar Absyalum tidak dibunuh. Akan tetapi takdir telah menentukan lain. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra’il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut. Sellanjutnya, Sulaiman menggantikannya.
Mukjizat Nabi Daud
Allah telah memberikan kerajaan, hikmah, dan mengajarkan apa yang Dia kehendaki. Allah memberinya Nubuwah dan kerajaan sehingga Daud menjadi raja sekaligus Nabi.
Hamid Ahmad Ath-Thahir, dalam kitab berjudul Sahih Qasash Al-Quran menyebutkan Allah juga memberinya suara merdu, mengajarkan kepadanya cara membuat baju perang, memberinya suara yang ketika terdengar oleh gunung, mereka segera tunduk pada perintah Rabb dan bertasbih bersama Daud. Bahkan burung-burung yang tidak lain adalah makhluk yang paling lembut hatinya, turut bertasbih bersama Daud. Sehingga seluruh alam raya ikut bertasbih bersama Daud dengan bahasa mereka.
Nabi Daud adalah sosok pemberani yang tekadnya dikuatkan iman dalam dirinya ketika Bani Israil diam terpaku untuk memerangi Jalut. Wujud Jalut sedikit pun tidak menciutkan nyali Daud. Dia justru keluar barisan untuk menghampirinya, sampai akhirnya berhasil membunuhnya.
Daud adalah umat tersendiri dengan keberaian dan kekuatan yang ia miliki. Ini tidak lain disebabkan oleh keimanan di dalam dirinya. Nabi Daud adalah contoh bagi raja yang enggan makan selain dari hasil pekerjaan tangannya sendiri.
Seperti disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya makanan yang paling baik yang dimakan seseorang adalah dari hasil kerjanya. Dan, Nabi Daud memakan dari hasil kerja tangannya.”
Allah memberikan Nabi Daud ketrampilan yang tidak dikuasai oleh seorang pun di masanya, sehingga ketrampilan ini menjadi mukjizat baginya. Inilah yang diungkapkan Al-Quran melalui firman Allah: Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya. (QS. Saba' ayat 10)
(yaitu) Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya aku melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Saba' ayat 11).
Besi merupakan benda yang memiliki kekuatan hebat. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS Al-Hadid: 25)
Melalui ayat ini bisa memberi petunjuk bahwa umat manusia hingga masa Daud tersebut belum tahu dengan baik bagaimana besi bisa dilunakkan hingga Allah melunakkan besi itu untuk Daud untuk digunakan bahan membuat baju besi yang dikenakan pasukan di medan peperangan sebagai pelindung dari tikaman tombak dan tebasan pedang. Inilah yang diungkapkan Al-Quran melalui firman Allah. "Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
(nth)