Tangis Bercampur Haru Warnai Video Conference 3 Mahasiswa asal Lamongan di Wuhan

Kamis, 30 Januari 2020 - 09:41 WIB
Tangis Bercampur Haru Warnai Video Conference 3 Mahasiswa asal Lamongan di Wuhan
Tangis Bercampur Haru Warnai Video Conference 3 Mahasiswa asal Lamongan di Wuhan
A A A
LAMONGAN - Ganasnya penyebaran virus Corona menghantui 3 mahasiswa Fakultas Bahasa Mandarin, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dari Lamongan , Jawa Timur yang sedang melanjutkan studi di Wuhan, China.

Mereka sedang menjalani tugas belajar di Huazhong Normal University yang berada di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China. Ketiga mahasiswa asal Lamongan tersebut yakni Humaidi Zahid asal Desa Payaman, Kecamatan Solokuro; Pramesti Ardita Cahyani dari Desa Brondong, Kecamatan Brondong; dan Ayu Winda dari Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Lamongan. (Baca juga: Membunuh 170 Orang China, Virus Corona di Luar China Mengkhawatirkan)

Teror virus Corona pun menghantui keluarga ketiga mahasiswa tersebut di kampung halaman. Untuk memastikan kondisi ketiganya, Bupati Lamongan Fadeli bersama jajaran muspida mengundang keluarga mereka untuk melakukan video conference di Guest House Pemkab Lamongan, Rabu (29/1/2020). Video tersebut kemudian diunggah ke YouTube. Isak tangis bercampur harus pun mewarnai video conference tersebut.

Saat membuka dialog, Fadeli langsung menanyakan kondisi ketiganya. Mereka lantas menjawab secara bersamaan bahwa mereka dalam keadaan sehat semua. "Alhamdulillah masih cukup, tapi memang kebetulan sekarang masih suasana Imlek, jadi toko-toko masih tutup," kata Humaidi Zahid, alumni Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Payaman, menjawab pertanyaan bupati terkait ketersediaan makanan dan obat-obatan. (Baca juga: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan)

Meski terisolasi, mereka sebenarnya oleh pihak kampus masih diizinkan untuk keluar membeli kebutuhan sehari-hari, namun mengaku takut keluar dari area kampus mereka. "Takut terinfeksi. KBRI juga setiap hari menanyakan kondisi kita dan mengusahakan agar proses evakuasi berjalan cepat," tambah Winda.

Fadeli pun menyampaikan bahwa pihaknya siap membantu jika para mahasiswa yang berada di Wuhan mengalami kekurangan stok makanan. "Nanti kalau memang kekurangan kebutuhan, baik untuk makanan dan lain sebagainya, kalian (mahasiswa) bisa berkomunikasi dengan kami," ujarnya.

Saat ini, Pemkab Lamongan masih mengupayakan untuk memulangkan mahasiswa Lamongan yang berada di Wuhan. "Kami juga melakukan koordinasi untuk mengupayakan proses pemulangan, tapi masih menunggu situasi di sana. Yang penting sekarang adik-adik dalam keadaan sehat. Semoga situasinya cepat kembali seperti semula dan proses belajarnya sukses," ucap Bupati.

Sementara itu, orang tua ketiganya, termasuk Miftahatin, ibu dari Humaidi Zahid, yang menyaksikan video conference tersebut terlihat haru melihat putranya dalam kondisi sehat, namun juga sedih karena berada di wilayah yang ada dalam bayang-bayang teror virus mematikan. Tampak ada orang tua mereka yang tak sanggup membendung air mata.

Selain tiga mahasiswa tersebut, juga terdapat dua warga Lamongan yang sedang melanjutkan pendidikan di China, yakni Iffa Maratus Shohibul Birri, mahasiswi S2 di Tianjin Foreign Studies University dan Nurul Hikmawati yang mendapat beasiswa usulan Ponpes Tarbiatut Tholabah melalui Sa’adah Bunga Gresik di Nantong Shipping Collage.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbang) Lamongan Sudjito mengatakan, tiga mahasiswa tersebut seharusnya sudah meninggalkan China pada 13 Januari, namun karena terisolasi mereka masih berada di sana.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6001 seconds (0.1#10.140)