Bocah SD Meninggal Gara-gara Tak Ada Ambulans Viral di Medsos

Minggu, 26 Januari 2020 - 17:58 WIB
Bocah SD Meninggal Gara-gara Tak Ada Ambulans Viral di Medsos
Bocah SD Meninggal Gara-gara Tak Ada Ambulans Viral di Medsos
A A A
PURWAKARTA - Seorang bocah kelas 1 SD di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, yang meninggal mendadak viral di media sosial (medsos). Bagaimana tidak, postingan di medsos menyebutkan, nyawa bocah tersebut tak tertolong gara-gara sulit mendapatkan fasilitas ambulans dari pemerintahan setempat.

Padahal, saat ini semua desa yang ada di Purwakarta sudah dilengkapi ambulans untuk warga secara gratis. Fasilitas itu diberikan Pemkab Purwakarta untuk menanggulangi kegawatdaruratan, seperti mengantar warga yang sakit ke rumah sakit terdekat.

Dalam postingan di grup facebook, Informasi Purwakarta (Input), muncul kekesalan lantaran ketika hendak membawa seorang pasien yang masih duduk di bangku kelas 1 SD di Desa Sukatani, kesulitan meminjam ambulans disaat kondisi pasien kritis. Alasan yang mengemuka, karena tidak adanya sopir dan kunci ambulans. Sehingga alasan itu dinilai tidak masuk akal dan kurang bisa diterima.

Sontak, banyak warganet yang mengecam kasus tersebut. Berbagai tanggapan pun muncul yang dominan menyayangkan persitiwa itu harus terjadi disaat Pemkab Purwakarta sedang berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

Sekretaris Daerah Purwakarta, Iyus Permana mengaku, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui adanya persoalan itu di Desa Sukatani. Dia pun berjanji akan menelusuri kebenaran berita tersebut.

“Nanti Saya cek dulu, apakah peristiwa itu benar-benar terjadi. Kalau pun benar apakah tidak terlayaninya pasien karena alasan ambulans lagi dipakai atau sopirnya tidak ada,”ungkap Iyus kepada SINDOnew, Minggu (26/1/2020).

Sementara itu, Plt Camat Sukatani, Hilman Nugraha menyatakan, permasalahan viral ini sudah dikonfirmasi ke Kepala Desa Sukatani. Hasil klarifikasi itu menyebutkan, pihak kepala desa tidak mendapat informasi mengenai peminjaman ambulans. Padahal, di rumahnya sedang ada pengajian dan semalaman tidak tidur. “Jadi menurut kepala desa tidak ada warga yang meminjam,”ungkap Hilma.

Begitu pula dia mengklarifikasi kepada warganet yang memposting itu. Dalam pengakuannya, warganet yang bersangkutan hanya sebatas mendengar kabar kesulitan mendapat ambulans dari warga yang sama-sama melayat jenazah. “Jadi warganet itu pun hanya mendapat berita dari orang lain. Tidak mengklarifikasi langsung kepada kepala desa,”terang dia.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8275 seconds (0.1#10.140)