Relawan Bangun Hunian Sementara untuk Korban Banjir Bandang Lebak

Sabtu, 25 Januari 2020 - 20:19 WIB
Relawan Bangun Hunian Sementara untuk Korban Banjir Bandang Lebak
Relawan Bangun Hunian Sementara untuk Korban Banjir Bandang Lebak
A A A
LEBAK - Memasuki hari ke-25 pasca banjir bandang yang menerjang enam Kecamatan di Kabupaten Lebak masih ada ribuan penyintas yang masih bertahan di sejumlah pengungsian dan tenda darurat. Salah satunya di Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Lebak yang masih ada ratusan jiwa bertahan di tenda darurat.

Sekelompok relawan yang dipimpin Krisnawati pun berinisiatif membangun hunian sementara semi permanen untuk 20 kepala keluarga korban bencana banjir bandang. Hunian yang berukuran 3x3 itu diibangun diatas lahan milik salah satu warga Yunus yang rela dipergunakan untuk mendirikan hunian sementara.

Pembangunan hunian sementara sudah dimulai pada tanggal 15 Januari 2020 lalu dan selesai dikerjakan hari ini sehingga dapat diserahterimakan kuncinya. Hunian sementara ini dibangun menggunakan bata ringan, semen beratapkan seng, beralaskan semen sehingga cukup nyaman dan aman bagi pengungsi dibandingkan tenda darurat.

"Kami berinisiatif membangun hunian sementara ini, tak lain tak bukan karena alasan kemanusiaan. Bantuan berupa makanan, logistik dan lainnya memang sudah cukup. Tapi, belum ada yang memikirkan dimana para pengungsi ini akan tinggal sementara", kata Krisnawati kepada wartawan, Sabtu (25/1/2020).

Selain itu, di hunian sementara juga dibangun fasilitas MCK lengkap dengan sumur bor untuk pasokan air bersih. Sehingga para pengungsi tak perlu lagi menunggu pasokan truk tangki air untuk keperluan air minum, mandi, dan cuci. Dengan demikian, masalah sanitasi juga teratasi dengan baik.

"Harapannya, jika hunian ini sudah diserah terimakan, maka para pengungsi bisa hidup tenang, dan melanjutkan hidup mereka hingga mendapatkan bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bungur Mekar Makmun menyambut baik dengan adanya bantuan hunian sementara yanh diniberikan kepada warganya. Ada sekitar 88 rumah yang hilang tersapu banjir bandang pada 1 Januari 2020 lalu.

Menurutnya, para korban kini masih menunggu bantuan yang dijanjikan pemerintah sebesar Rp500 ribu perbulan untuk menyewa kontrakan dan menunggu untuk mendapatkan ganti rugi rumahnya yang terkena genangan Waduk Karian.

"Berdasarkan hasil pendataan, sebanyak 88 rumah rusak berat dan 280 rumah terdampak banjir. Dan masih ada 200 jiwa yang bertahan di pengungsian dari tiga kampung yakni Kampung Susukan, Babakan, sama Bolang," ujar Makmun.

Iwan, salah satu warga yang mendapatkan hunian sementara merasa senang dan dapat memulai kembali kehidupannya lagi. "Senang, bahagia sudah tidak di tenda pengungsian. Apalagi rumah saya rata sama tanah, tinggal pondasinya saja. Pengennya direlokasi ke tempat aman takut ada banjir susulan," ujar Iwan.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7238 seconds (0.1#10.140)