Peran Guru Diperkuat Menangkal Radikalisme dan Bullying di NTB

Kamis, 10 Oktober 2024 - 18:31 WIB
loading...
Peran Guru Diperkuat...
Direktur Pencegahan BNPT Prof Irfan Idris dalam pembukaan Sekolah Damai di SMAN 5 Mataram, NTB. Foto/Ist
A A A
MATARAM - Peranan guru diperkuat dalam menangkal ancaman radikalisme, kekerasan dan bullying atau perundungan di kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Peningkatan peran guru ini melalui serangkaian pelatihan untuk meningkatkan ketahanan satuan pendidikan melalui program Sekolah Damai.



Diharapkan guru terus memperkuat narasi damai di kalangan siswa sekaligus merupakan ujung tombak dalam menangkal penyebaran paham intoleran dan kekerasan di lingkungan pendidikan.



"Salah satu tantangan besar yang kita hadapi adalah penyebaran narasi ekstremisme melalui media sosial. Banyak anak-anak kita yang terpapar oleh paham radikal melalui konten-konten dan informasi yang tidak terkontrol," ujar Direktur Pencegahan BNPT Prof Irfan Idris dalam pembukaan Sekolah Damai di SMAN 5 Mataram, NTB, Rabu (9/10/2024).

Dia menyatakan bahwa media sosial menjadi medan pertempuran baru bagi ideologi ekstremisme, yang dapat dengan mudah merasuki pemikiran siswa.

Oleh sebab itu, pihaknya menginisiasi program rekrutmen anak-anak muda melalui Duta Damai untuk menyebarkan narasi moderat melalui platform di dunia maya.



“Kita memiliki Duta Damai di 19 provinsi yang siap berperan sebagai penyebar narasi moderat. Mereka adalah anak-anak muda yang terlatih dan memiliki passion luar biasa untuk menghadirkan konten positif dan mendorong diskusi damai di media sosial,” ungkapnya.

Keterlibatan anak muda dalam melawan narasi radikal sangat penting, karena mereka lebih memahami dinamika media sosial dan dapat lebih efektif menyasar kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja.

Irfan menekankan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh para guru khususnya dan masyarakat dalam melawan radikalisme.

“Pertama, kita menemukan arus bawah tanah yang cukup deras dalam menolak NKRI. Ini mengkhawatirkan karena kelompok-kelompok tertentu secara aktif menanamkan narasi anti-NKRI di kalangan masyarakat,” katanya.

Kedua, pendanaan untuk terorisme yang masih terjadi. Sedangkan ketiga yakni kelompok rentan yang menjadi target utama penyebaran paham radikal. Oleh karena itu, memperkuat narasi damai di sekolah dan di kalangan siswa merupakan langkah strategis dalam membentengi masyarakat dari paparan radikalisme.

Sementara itu, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Aidy Furqan menegaskan bahwa tugas pendidik adalah mengajarkan anak-anak untuk menerima perbedaan, baik perbedaan agama maupun suku.

"Kesadaran untuk menghargai keberagaman harus ditanamkan sejak dini," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)