Flores Timur Kondusif, Aparat Masih Berjaga di Lokasi Kerusuhan

Rabu, 20 November 2019 - 10:03 WIB
Flores Timur Kondusif, Aparat Masih Berjaga di Lokasi Kerusuhan
Flores Timur Kondusif, Aparat Masih Berjaga di Lokasi Kerusuhan
A A A
KABUPATEN FLORES TIMUR - Meski kondisi Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah kondusif pasca kerusuhan pada Selasa (19/11/2019), namun aparat gabungan dari TNI-Polri masih berjaga-jaga di lokasi kejadian. Kapolres Flotim AKBP Denny Abrahamas SH,SIK meminta warga tidak terpancing isu-isu yang tidak benar atau hoax. "Kami imbau masyarakat menahan diri, jangan terpancing isu-isu yang tidak benar. Kita semua harus menjaga ketertiban dan keamanan," ujar Kapolres, Rabu (20/11/2019).

Berdasarkan pantuan di lokasi kerusuhan, sudah tidak ada lagi warga yang datang bergerombol di tanah HGU PT Rerolara Hokeng, Kecamatan Wulanggitang. Tidak ada aktivitas di Rumah Dioses milik PT Rerolara Hokeng, setelah dirusak massa pada Selasa (19/11/2019).

Kerusuhan pecah di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim) pada Selasa (19/11/2019). Warga Kampung Suku Tukang, Desa Pululera, dengan membawa parang, tombak, dan anak panah merusak Rumah Dioses milik PT Rerolara Hokeng. Selain merusak Rumah Dioses, warga juga membakar gudang penyimpanan kopi PT Rerolara Hokeng dan kebun pisang.
(Baca juga: Kerusuhan di Flores Timur Pecah, Warga Pululera Sandera Polisi dan Istri )Aksi massa terjadi, karena pematokan pilar lokasi tanah HGU PT Rerolara Hokeng di Kecamatan Wulanggitang. Warga Suku Tukang meminta agar pematokan dan segala aktivitas di tanah HGU PT Rerolara Hokeng dihentikan. Selain itu, mereka menginginkan Direktur PT Rerolara Hokeng Romo Nikolaus Lawe Saban keluar dari Rumah Dioses dan meninggalkan PT Rerolara HGU Hokeng.

Warga Suku Tukang juga meminta polisi membebaskan Masrsel yang ditahan di Mapolsek Wulanggitang, terkait kasus penodongan dan penyerangan anggota Intelkam Polres Flotim saat melakukan lidik di Rumah Dioses PT Rerolara Hokeng.

Agar keinginan mereka dipenuhi polisi, warga Suku Tikang menyandera Bripka Damianus Hera dan istri yang ditangkap warga saat hendak mengantar istrinya mengajar di SDI Wolorona. Aksi penyanderaan untuk menjadi jaminan agar polisi melepaskan Masrsel.

Sekitar pukul 08.00 Wita, Kapolsek Wulanggitang Iptu Muhamad Pua Djiwa bersama dua anggota Polsek Wulanggitang menukar Masrsel dengan anggota Polsek Wulanggitang dan istri yang disandera. Setelah pertukaran terjadi, dua sandera, yakni Bripka Damianus Hera dan istri menjalni perawatan intensif di Puskesmas Wulanggitang akibat trauma atas kejadian tersebut.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4152 seconds (0.1#10.140)