29 Tahun Tinggal di Sana, Semua Harta Benda Habis

Kamis, 03 Oktober 2019 - 11:49 WIB
29 Tahun Tinggal di Sana, Semua Harta Benda Habis
29 Tahun Tinggal di Sana, Semua Harta Benda Habis
A A A
MALANG - Sebanyak 120 warga Jawa Timur, pengungsi kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih menyimpan trauma mendalam. Setiba di Lanud Abdurahman Saleh, Malang, Jawa Timur, keletihan pun mendera setelah menempuh perjalanan panjang lebih dari 7 jam menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1305 yang tiba Rabu 2 Oktober 2019 sore, membawa para pengungsi, terdiri dari 105 orang dewasa dan 15 orang anak-anak. Mereka merasa lega bisa kembali ke kampung halaman dan disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Para pengungsi mengaku kelelahan, selain menempuh perjalanan udara selama hampir 7 jam melalui Biak dan Ambon, mereka juga sudah 4 hari tercekam rasa ketakutan di pengungsian. Seorang pengungsi asal Banyuwangi, Santi menitikan air mata menuturkan kepedihan yang dialaminya.

“29 tahun saya di sana, ludes semua dibakar,” kata wanita yang mengenakan jilbab biru dengan mata berkaca-kaca. Bersama enam anggota keluarganya kembali tanpa membawa apa pun karena rumah dan harta benda, serta pakaian habis terbakar.

Pengalaman memilukan juga dialami Widodo, lelaki asal Pasuruan. Dia mengaku masih sangat trauma dan tidak mau merantau kembali ke Wamena. Dia mengalami luka akibat lemparan batu dan beruntung bisa kembali ke Jawa Timur.

Dia mengaku terpaksa meninggalkan kerabatnya di Jayapura karena mengalami luka bakar. “Masih ada dua keluarga ditinggal. Mereka mengalami luka bakar di tubuh dan mata,” sebutnya.

Senasib dengan Basori, pengungsi asal Pasuruan lainnya. Dia selamat saat terjadi kerusuhan karena bersembunyi di dalam got setelah diserang dan dilempari batu. “Masih banyak teman yang tertinggal di sana. Saya trauma dan ngak mau kembali ke Wamena,” tuturnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan, para pengungsi berasal dari Kabupaten Lumajang, Pasuruan, Bangkalan, dan Sumenep. Bukan hanya dari Jawa Timur, ada seorang pengungsi dengan dua anak balitanya berasal dari Aceh. “Akan dilakukan pendataan, selanjutnya akan diantar ke tujuannya masing-masing,” katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5343 seconds (0.1#10.140)