Warga Palembang Mengaku di Luar Atau di Rumah Tetap Menghirup Asap

Kamis, 19 September 2019 - 09:56 WIB
Warga Palembang Mengaku di Luar Atau di Rumah Tetap Menghirup Asap
Warga Palembang Mengaku di Luar Atau di Rumah Tetap Menghirup Asap
A A A
PALEMBANG - Warga Palembang mengeluhkan pekatnya kabut asap yang mencemari udara akibat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), terutama pencemaran kualitas udara pada malam hari.

Dari pantauan SINDOnews, selain kabut asap, cuaca panas yang ekstrem turut menjadi ancaman bagi kondisi kesehatan. Pasalnya dengan kondisi udara saat ini ancaman berbagai penyakit seperti batuk, pilek hingga Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menghantui warga Palembang dan sekitarnya.

Seperti yang diungkapkan Sulasmi, warga yang tinggal di kawasan Jakabaring tepatnya di Jalan Pangeran Ratu Kelurahan 15 Ulu tersebut mengaku, sudah satu bulan terakhir ini dirinya mengurangi aktivitas berdagang dikarenakan pekatnya kabut asap.

"Kita ini kan bedagang pak, jadi subuh sudah harus bangun untuk ke Pasar Induk Jakabaring untuk mengambil barang dagangan yang mau kita jual. Tapi sejak banyak asap seperti ini jadinya tunggu siang baru Pasar Induk, itu pun barangnya sedikit untuk modal jualan," ujarnya saat ditemui SINDOnews, Kamis (19/9/2019) pagi.

Selain merasa kurangnya pendapatan yang diakibatkan asap Karhutla ini, Sulasmi mengaku hampir sebulan terakhir dirinya dan anggota keluarga lainnya sering sakit-sakitan. "Gimana tidak sakit pak, siang menghirup asap, malam tidur juga mengirup asap lagi. Yang kasihan anak-anak ini, masih kecil," ungkapnya.

Tidak hanya Sulasmi, warga Palembang lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Bahkan sebagian besar warga kini mulai berpikir dua kali untuk keluar rumah mengingat pekatnya asap karhutla dalam sebulan terakhir ini.

"Asapnya luar biasa, pagi siang sore asapan terus. Belum lagi kalau malam, mau tidur saja bingung karena asapnya masuk kedalam rumah," ucap Yunani warga Sematang Borang Kecamatan, Sako Palembang.

Dengan situasi seperti ini, Yunani mengungkapkan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Menurutnya, keluar rumah atau tidak tetap sama saja, banyak asap. "Yang kasihan anak-anak, pagi harus bangun karena mau sekolah. Meskipun jam masuknya agak mundur tapi tetap saja asap masih banyak asap," kata Yunani.

Yunani berharap, pemerintah secepatnya mampu mengatasi Karhutla yang hampir terjadi dalam setiap harinya, terutama kepada tim satgas karhutla, baik tim satgas karhutla pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota.

Selain itu, Yunani juga turut mengeluhkan kualitas air sumur di rumahnya. Meski sumur di rumahnya tidak kering, namun warna air sumur miliknya berubah menjadi kekuningan dan berbau busuk.

"Kita selalu berdoa dengan harapan turun hujan secepatnya, sehingga kabut asap yang terjadi dapat hilang dan air sumur bisa kembali normal seperti biasanya," tandasnya.

Berdasarkan data pada tabel milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menunjukan kualitas udara Palembang pada Kamis pagi pukul 08.00 WIB mencapai angka 445,28 ugram/m3 dengan status berbahaya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6481 seconds (0.1#10.140)