Kisah Prajurit TNI dari Suku Anak Dalam yang Mengajar di Perbatasan RI-Timor Leste

Rabu, 18 September 2019 - 22:27 WIB
Kisah Prajurit TNI dari Suku Anak Dalam yang Mengajar di Perbatasan RI-Timor Leste
Kisah Prajurit TNI dari Suku Anak Dalam yang Mengajar di Perbatasan RI-Timor Leste
A A A
KUPANG - Prada Budi yang merupakan putra daerah dari Suku Anak Dalam (SAD) Jambi, yang saat ini tergabung dalam Satgas Pamtas Yonif 142/KJ, berkesempatan untuk mengajar anak SD di Perbatasan RI-Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Prada Budi merupakan satu dari dua orang yang menjadi prajurit TNI AD dari SAD, Jambi.

“Prada Budi berasal dari Pauh, Bukit 12 Kabupaten Sarolangun, dan satu lagi Prada Yogi berasal dari Bungku Kabupaten Batanghari,” kata Dansatgas Satgas Pamtas Yonif Raider 142/KJ, Mayor Inf Ikhsanudin dalam pernyataan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Rabu (18/9/2019)

Menurut dia, saat ini, keduanya ikut tergabung dalam Satgas Pamtas Yonif 142. Namun mereka di pos yang berbeda. Baik Prada Budi maupun Yogi dilantik menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2017.

Ikhsanudin menjelaskan, Yonif 142 saat ini bertugas di perbatasan RI-RDTL Sektor timur.

“Selain bertugas menjaga kedaulatan wilayah perbatasan dengan patroli keamanan wilayah dan memeriksa patok perbatasan negara, kami juga berupaya membantu masyarakat di sini jika ada yang mengalami kesulitan,” timpalnya.

Upaya lain Satgas dalam membantu masyarakat perbatasan di Kabupaten Belu, lanjut Ikhsanudin, diantaranya di bidang pelayanan kesehatan, pembangunan atau perbaikan fasilitas umum atau warga tidak mampu.

“Juga di bidang pendidikan, seperti yang dilakukan Pos Motaain pimpinan Lettu Inf Sahita, dimana Prada Budi turut membantu mengajar di SD 1 Motaain yang berada di Dusun Halimuti Desa Silawan. Tentu materi pelajaran yang kami berikan sesuai dengan kapasitas dan permintaan dari pihak sekolah,” imbuh Dansatgas.

Di SD yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Tasi Feto itu, Budi dan rekan-rekannya mengajar sekitar 50-an pelajar tentang bela negara.

“Prada Budi dan rekan-rekannya sangat termotivasi karena melihat kondisi sekolah yang masih beratap dan berdinding bambu serta berlantai tanah,” tegas Ikhsanudin.

Sementara itu, Prada Budi mengatakan bahwa dirinya sangat antusias mengajar karena teringat ketika dulu dia belajar di bawah pohon.

“Saat mengajar para pelajar, saya memberikan motivasi untuk anak-anak, karena saya anak dari Suku Anak Dalam bisa jadi tentara, sehingga diharapkan mereka bisa bersemangat lagi untuk belajar,” jelasnya.

Terpisah, dengan adanya Satgas Pamtas mengajar di sekolahnya, Nalia Belac (52), guru dan penanggung jawab sekolah mengatakan, pihak sekolah sangat senang dan terbantu, khususnya dalam memberikan bela negara dan wawasan pengetahuan umum.

"Kami sangat senang dan sangat terbantu sekali dengan kedatangan bapak-bapak TNI untuk membantu kami dalam memberikan materi dan wawasan pengetahuan umum," tutur Nalia.

Dalam kegiatan membantu mengajar di SD 1 Motaain itu, selain Prada Budi, Satgas juga mengirimkan tiga orang anggota lainnya, yaitu Serda Tri Taruna Sihombing, Pratu Ade Mandala P dan Pratu Syarif Hidayat, dan Prada Budi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4813 seconds (0.1#10.140)