Masuknya PSM Unpad pada EGP menjadi, paduan suara mahasiswa Indonesia pertama yang melaju ke babak final pada kompetisi tersebut. EGP sendiri, merupakan puncak final paduan suara yang tergabung dalam asosiasi kompetisi di Varna-Bulgaria, Tours-Perancis, Arezzo-Italia, Maribor-Slovenia, Debrecen-Hungaria, dan Tolosa-Spanyol.
Keberhasilan PSM menjadi juara umum Gran Premio Citta d’Arezzo setelah mengungguli kompetitor dari sembilan negara. PSM Unpad meraih penghargaan pada sejumlah kategori yang diikuti, antara lain Juara 1 kategori Musica Sacra, Juara 2 kategori Monographic Program, dan Juara 3 kategori Compulsory Program.
Baca Juga:
Selain itu, Arvin Zeinullah sebagai konduktor berhasil membawa PSM Unpad memboyong penghargaan khusus, yaitu Special Prize of Best Performance for Living Italian Composer “Sicut Cervus” dan Special Prize of Best Interpretation for Contemporary Piece from Pietro Ferrario “Ubi Caritas”.
Pada kategori International Festival of Folk Music, PSM Unpad juga membawa gelar juara favorit Premio Del Pubblico melalui penampilan yang ekspresif dengan menampilkan Paris Barantai, Mande-Mande, dan Gayatri.
Menurut ketua program Dewi Mayangsari, persiapan tim membutuhkan waktu 7 bulan untuk meraih kesuksesan di ajang paduan terbesar di dunia tersebut. Variasi program dan kekuatan pembawaan lagu menjadi kunci kemenangan tim PSM Unpad yang beranggotakan 42 orang penyanyi. PSM Unpad membawa nama Indonesia Kirana sebagai bentuk misi kebudayaan melalui kompetisi dan pagelaran kebudayaan.
(wib)