Melalui Iman dan Takwa Wujudkan Warga Kota Sejahtera

Rabu, 28 Agustus 2019 - 16:53 WIB
Melalui Iman dan Takwa Wujudkan Warga Kota Sejahtera
Melalui Iman dan Takwa Wujudkan Warga Kota Sejahtera
A A A
SOLOK - Dalam tiga tahun kepemimpinan Wali Kota Solok Zul Elfian, telah berhasil menorehkan berbagai penghargaan antara lain Penghargaan Adipura dan Kota Inovatif.

"Kota Solok adalah kota yang diberkahi oleh Sang Pencipta. Dengan mayoritas warganya beragama Islam, kami memfokuskan pada pembentukan karakter berlandaskan iman dan takwa. Warganya saling berbuat baik antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah warga kota yang sejahtera dengan memiliki penghasilan cukup, berbadan sehat dan terdidik,” ucap Wali Kota Solok, Zul Elfian.

Pria berusia 57 tahun yang juga alumni Magister Administrasi Publik UGM, melanjutkan tentang pendidikan karakter di Kota Solok. Seperti inisiasi gerakan Magrib Mengaji untuk setiap keluarga di Kota Solok dari selepas Magrib dan menjelang Isya. Setiap dua kali dalam seminggu galakkan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit). Setiap anak wajib salat berjemaah di masjid dekat tempat tinggalnya. Pada tahun 2020, Kota Solok akan menjadi kota pesantren besar bagi seluruh warga kota.

Sedangkan upaya menciptakan kesejahteraan bagi warga kota berjumlah 73.614 jiwa, pembangunan difokuskan pada sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan. “Di sektor ekonomi, kami hadirkan lembaga keuangan mikro berbasis masjid. Ini tidak ada di daerah lain di mana masyarakat dengan kesulitan keuangan di bawah satu juta dapat meminjam melalui masjid tanpa bunga. Separuh masjid di Kota Solok telah memiliki lembaga keuangan ini,“ katanya.

“Kami juga kembangkan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Metode Ukhuwah. Mekanismenya setiap orang yang kaya membantu dua kepala keluarga yang tidak mampu. Ini melibatkan juga perantau asli Solok di luar daerah. Dana yang terkumpul digunakan untuk perkuatan ekonomi,“ ujar Zul Elfian menambahkan.

Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Kota Solok pada 2016 sebesar 5,76 persen dan terus meningkat menjadi 5,85 persen pada tahun 2018. Inovasi sektor kesehatan yang tidak ditemui daerah lain adalah gerakan anti merokok.

“Masyarakat yang berhenti merokok, kita beri reward sebesar Rp750.000, sedangkan bagi kader yang membinanya akan diberi insentif Rp250.000. Tentu saja, setelah paru-paru perokok dipastikan terbebas dari nikotin dalam jangka waktu 3-4 bulan setelah dites di laboratorium. Dengan berhenti merokok akan menghemat biaya hidup per bulan Rp500.000,“ ucapnya.

Gerakan masif yang berimplikasi luas lainnya adalah Gerakan Bebas Narkoba. “Saya katakan ke pemuka mayarakat saya tidak rela satu anak pun di Kota Solok terkena narkoba. Apabila mengetahui di daerahnya terpapar narkoba segera laporkan. Kami akan tindak dan korbannya akan direhabilitasi di Lido dan Batam,” ujarnya.

Selain itu di sektor pendidikan juga terdapat perkembangan. “Kami gratiskan pendidikan dari SD sampai SMP. Selain itu kami bagikan perlengkapan sekolah bagi anak SD yang akan masuk SMP,” kata Zul Elfian. Data menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Solok meningkat dari 77,07 pada 2016 menjadi 77,44 pada 2017.

Variabel ini mencerminkan tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk sebagai akibat dari perluasan akses layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan. Kota Solok menduduki peringkat keempat se-Provinsi Sumatera Barat, setelah Kota Padang, Bukittinggi dan Payakumbuh.

Indikator peningkatan kesejahteran lainnya dengan menurunnya angka kemiskinan menjadi 3,30 persen pada 2018 dari sebelumnya sebesar 3,86 persen pada 2016. Pemerintah Kota Solok melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) mendata, memverifikasi dan validasi langsung penduduk miskin by name by address.

Berdasarkan hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada 2015, keluarga miskin sebesar 6,6 persen dari jumlah penduduk 65.157 jiwa atau sebanyak 859 KK atau 4.333 jiwa.

Namun, semenjak tahun 2016 sampai akhir 2018, melalui intervensi penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi, jumlah keluarga miskin tercatat telah di bawah 1 persen atau 0,98 persen saja dari jumlah penduduk sebanyak 73.614 jiwa yang meliputi 147 KK atau 720 jiwa. Pencapaian kinerja ini akan diapresiasi oleh Kementerian Sosial dalam waktu dekat ini.
(alf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4733 seconds (0.1#10.140)