Remaja Flores Timur Nyaris Tewas Terkena Peluru Nyasar dari Jarak Dekat
loading...
A
A
A
FLORES TIMUR - Kejadian nahas menimpa Fransiskus Frederik Ebang Dias (19), seorang remaja asal Kelurahan Amagarapati, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Fransiskus terkena proyektil karet yang diduga dilepaskan aparat kepolisian dari Polres Flores Timur.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (5/8) malam, saat Fransiskus berniat menghalau aksi tawuran yang terjadi usai laga final sepak bola Bupati Cup 2024. Akibat kejadian itu, Fransiskus harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.
Paman korban, Marianus Lodvick Dea menduga bahwa peluru karet yang menyasar lengan kanan bagian belakang Fransiskus ditembakkan dari jarak dekat. “Dugaan kami ditembak dari jarak dekat,” kata Marianus kepada iNews Media Group, Selasa (6/8/2024).
Marianus menjelaskan bahwa saat terkena peluru nyasar, Fransiskus sempat tidak sadarkan diri dan mengeluarkan cairan putih seperti busa dari mulutnya. “Setelah terkena peluru nyasar, keponakan saya ini jatuh pingsan, dan dari mulutnya keluar busa putih,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil rontgen, diketahui bahwa kedalaman hujaman proyektil karet tersebut mencapai 7 sentimeter. Pihak keluarga korban pun menduga ada oknum kepolisian yang melepaskan tembakan dari jarak dekat dengan korban dan warga Lewerang (Amagarapati).
Padahal, menurut Marianus, baik korban maupun warga Amagarapati sama sekali tidak bersentuhan dengan aksi tawuran itu. Hingga pagi ini, situasi di Kabupaten Flores Timur tetap aman. Korban penembakan masih dirawat di rumah sakit.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (5/8) malam, saat Fransiskus berniat menghalau aksi tawuran yang terjadi usai laga final sepak bola Bupati Cup 2024. Akibat kejadian itu, Fransiskus harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.
Paman korban, Marianus Lodvick Dea menduga bahwa peluru karet yang menyasar lengan kanan bagian belakang Fransiskus ditembakkan dari jarak dekat. “Dugaan kami ditembak dari jarak dekat,” kata Marianus kepada iNews Media Group, Selasa (6/8/2024).
Marianus menjelaskan bahwa saat terkena peluru nyasar, Fransiskus sempat tidak sadarkan diri dan mengeluarkan cairan putih seperti busa dari mulutnya. “Setelah terkena peluru nyasar, keponakan saya ini jatuh pingsan, dan dari mulutnya keluar busa putih,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil rontgen, diketahui bahwa kedalaman hujaman proyektil karet tersebut mencapai 7 sentimeter. Pihak keluarga korban pun menduga ada oknum kepolisian yang melepaskan tembakan dari jarak dekat dengan korban dan warga Lewerang (Amagarapati).
Padahal, menurut Marianus, baik korban maupun warga Amagarapati sama sekali tidak bersentuhan dengan aksi tawuran itu. Hingga pagi ini, situasi di Kabupaten Flores Timur tetap aman. Korban penembakan masih dirawat di rumah sakit.
(ams)